"Dia pake masker, tapi pas ngomong maskernya dipasang di dagu dan buka, lalu ada temen Saya, dia pake masker, tapi pas ngomong sama Saya, dia deket-deket ke Saya sambil buka maskernya. Saya takut kan sebenernya. Jadi tidak bisa menjaga jarak karena mereka merasa hubungannya sangat baik," kata Sonny dalam Bincang Sore Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat, 11 September 2020.
Bahkan, berdasarkan survei dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 30 persen di antaranya percaya tidak akan terkena virus. Mereka beranggapan lingkungan terdekatnya memiliki antibodi yang kuat.
"Survei litbangkes 30 persen respondennya menyatakan bahwa 'Saya tidak mungkin berisiko terkena wabah ini dari lingkungan terdekat", bayangkan itu. Kita sudah bisa menjawab, kenapa banyak yang tidak patuh pada 3M ini, karena mereka yakin tidak terkena covid-19," terangnya.
Baca juga: Satgas: Anak Muda Paling Banyak Terinfeksi Covid-19
Padahal saat ini penyuluhan tentang 3M atau memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan terus digencarkan. Bahkan saat ini pihaknya meminta radio juga turut menyosialisasikan penerapan 3M.
"Di radio nanti akan menyampaikan itu berulang-ulang (soal 3M), kita bisa hafal karena kita mendengarakan secara berulang," jelas Sonny.
Dia ingin masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran virus korona berawal dari pergerakan manusia. Maka dari itu, 3M perlu dijalankan secara ketat.
"Padahal penularan covid-19 ini virus dibawa oleh manusia, kalau manusia bergerak, manusia itu bisa menyebarkan, ini mutlak kita lakukan dalam rangka mengendalikan laju penularan Covid-19," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
