Koordinator Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat UTBK Unpad, Rafly menjelaskan, kasus ini terkuak saat panitia Pusat UTBK Unpad mengirimkan pesan WA blast kepada peserta sebagai pengingat agar mereka tidak terlambat datang ke lokasi ujian.
“Lalu pada Jumat 25 April 2025, kami mendapatkan balasan pesan WA dari seseorang berinisial NKA yang menyatakan dia memperoleh pesan dari Pusat UTBK Unpad padahal tidak mendaftar UTBK sama sekali pada tahun ini. Yang bersangkutan juga sudah kuliah di salah satu kampus negeri di Medan sehingga kami curiga datanya telah dicuri dan disalahgunakan,” ujar Rafly dikutip dari siaran pers Unpad, Sabtu, 3 Mei 2025.
Setelah diselidiki, lanjut Rafly, panitia menemukan bahwa peserta UTBK tersebut menggunakan nama, nomor induk kependudukan (NIK), tanggal lahir, dan nomor telepon yang sama dengan milik NKA. Yang berbeda adalah foto dan email yang digunakan. Peserta tersebut dijadwalkan mengikuti ujian di Fakultas Farmasi Unpad Jatinangor pada Sabtu 26 April 2025 di sesi pagi, namun yang bersangkutan tidak hadir.
Rafly mengungkapkan, WA blast yang dikirimkan oleh panitia Pusat UTBK Unpad telah terbukti berhasil meminimalisir kasus keterlambatan datang ke lokasi ujian. Kini, WA blast juga mengungkap kasus pencurian identitas yang digunakan untuk mendaftar UTBK.
“Dari hari pertama hingga hari ini, tersisa 3 sesi lagi, hampir tidak ada yang datang terlambat. Hanya ada satu peserta yang datang di sesi siang padahal seharusnya ujian di sesi pagi, itu pun dia mengaku telah membaca WA blast dari panitia,” ujar Rafly.
Baca juga: UB Blacklist 2 Peserta Curang UTBK-SNBT 2025 |
Panitia menduga hal ini ada kaitannya dengan motif mengenali pola soal. “Saya melihat ini sebagai motif mengingat pola soal yang nanti akan digunakan untuk sesi berikutnya. Ini satu paket, mereka mencuri soal, lalu mengolah dan menyiapkan jawabannya, nanti akan dijual atau digunakan oleh eksekutor yang menjadi joki,” ujar Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Unpad, Inu Isnaeni Sidiq, dalam siaran pers Unpad, Sabtu, 3 Mei 2025.
Menurut Inu, kasus yang terjadi di Pusat UTBK Unpad ini bukan joki mengingat pelaku menggunakan identitas orang lain dengan cara mencuri dan tidak diketahui pemilik data aslinya. “Dengan begitu, kalau pun dia lulus UTBK, yang bersangkutan tidak akan bisa melakukan registrasi karena data yang digunakan milik orang lain. Jadi ini seperti hanya memantau pola soal saja,” duga Inu.
Kasus ini telah dilaporkan ke tim monitoring dan evaluasi Pusat UTBK Unpad. Inu berharap, temuan ini dapat dikaji oleh tim monev tingkat nasional agar tindakan seperti ini tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id