Nuril Munfaridah, mahasiswa University of Groningen asal Indonesia. Foto: Dok. Hotcourses
Nuril Munfaridah, mahasiswa University of Groningen asal Indonesia. Foto: Dok. Hotcourses

Kisah Mahasiswa Indonesia Puasa 17 Jam di Belanda Saat Pandemi

Medcom • 07 April 2022 19:00
Jakarta:  Ramadan merupakan momen paling dinanti seluruh umat Islam, tak terkecuali pelajar Indonesia yang singgah di negeri orang. Namun, perbedaan durasi puasa antarnegara nampaknya menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.
 
Terlebih lagi, ketika pandemi covid-19 melanda. Pembatasan aktivitas membuat ibadah tahunan ini terasa semakin penuh tantangan.
 
Meski begitu, Nuril Munfaridah, mahasiswa University of Groningen asal Indonesia, mengaku hal tersebut tidak menghalanginya untuk tetap fokus beribadah. Bersama dengan komunitas muslim di Groningen, DeGromiest, dia melakukan acara pengajian rutin mingguan melalui conference call.

“Agar tidak bosan, kami melakukan permainan kuis online yang dimulai sekitar pukul 18.30 (waktu setempat) sembari menunggu azan magrib,” kata Nuril, dikutip dari laman Hotcourses, Kamis, 7 April 2022.
 
Waktu berpuasa di Belanda sendiri lebih lama daripada Indonesia. Di sana, waktu subuh sekitar pukul 03.40 dan waktu magrib sekitar pukul 21.30 waktu setempat. Alhasil, umat muslim di Negeri Kincir Angin itu harus berpuasa kurang lebih selama 17 jam.
 
Bukan hanya durasinya lebih lama, berpuasa di Belanda terasa semakin berat, mengingat kala itu, lebih tepatnya pada 2020, bulan Ramadan jatuh bersamaan dengan musim panas.
 
Situasi pandemi yang memaksa semua orang bekerja dari rumah (WFH) juga menjadi tantangan tersendiri bagi Nuril. Dia mengaku, terlalu lama berada di rumah membuatnya merasa bosan dan cenderung lebih cepat lapar.
 
“Saya mengakalinya dengan cara mengobrol bersama housemate untuk mengisi waktu sekaligus mengalihkan rasa lapar,” beber mahasiswa yang menempuh program S3 Science Education itu.
 
Selain berbincang, mereka juga sering melakukan kegiatan ngabuburit bersama. Seperti, memasak bersama untuk berbuka puasa, pergi ke toko untuk berbelanja keperluan sehari-hari, dan berjalan-jalan di taman yang terletak di sekitar rumah untuk sekadar menghirup udara segar.
 
“Karena saya dan para housemate tidak dapat mengadakan acara buka puasa bersama di rumah, kami berinisiatif memasak bersama dan membagikan masakan kami kepada teman-teman untuk berbuka puasa,” kenang Nuril.
 
Tak cuma ngabuburit, Nuril dan kawan serumahnya yang juga beragama Islam, menyantap sahur bersama setiap pagi menjelang subuh dan berbuka puasa bersama saat magrib. Serta, melakukan salat magrib, isya, dan tarawih berjamaah di rumah.
 
Meski sempat kesulitan mendapat bahan makananan pokok, hidangan halal di Groningen sangat mudah dijumpai. Banyak toko dan restoran yang menyediakan makanan halal, bahkan sajian khas Indonesia, dengan harga terjangkau.
 
“Setiap hari Senin-Sabtu, ada sekelompok ibu-ibu (para istri dari teman-teman pelajar Indonesia) yang berjualan berbagai macam masakan Indonesia dengan harga sekitar 5-7 Euro per porsi,” ujar dosen Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Malang itu.
 
Menurutnya, jasa boga tersebut sangat membantu pelajar Indonesia lainnya yang tak sempat memasak atau sekadar rindu dengan masakan Indonesia. Porsi hidangan yang disediakan juga cukup besar untuk satu orang, sehingga dapat dijadikan alternatif untuk menu sahur sekaligus berbuka puasa.
 
Kendati diadang berbagai tantangan, Nuril berhasil melewatinya dengan ceria dan bersemangat. Sebab, dia mengatur waktu bekerja dan istirahat sedemikian rupa agar tubuh tetap bugar.
 
“Saya memilih untuk tidak tidur setelah berbuka puasa dan mengganti jam tidur menjadi pukul 04.00-10.00 agar waktu tidur tidak terganggu oleh sahur dan berbuka puasa,” ungkapnya.
 
Baca juga:  Kamila, Siswi MAN 4 Jakarta Diterima di 6 Kampus Luar Negeri
 
Selain itu, dia menjaga asupan makanan dengan mengonsumsi air mineral, buah, dan sayur guna menjaga daya tahan tubuh. Tak kalah penting, Nuril senantiasa berusaha berpikir positif sambil melakukan hal-hal yang dia sukai.  Sebab menurut Nuril, bagaimana pun juga, pikiran yang sehat akan membentuk tubuh yang sehat pula. (Nurisma Rahmatika)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan