Evan membawa konsep Sea Waste Scavengers dalam kompetisi tersebut dan berhasil menyisihkan ribuan remaja lainnya dari seluruh dunia. Melihat potensi yang dimiliki oleh muridnya, Guru Science Binus School Simprug, Nikhil Loyola Dsouza Simprug mendorong dan membimbing Evan untuk mengikuti kompetisi ini dari awal hingga akhir.
“Saya sebagai guru telah melihat potensi yang dimiliki Evan, sehingga saya tergerak untuk mendorong Evan untuk mengikuti kompetisi ICJ. Saya merasa bangga dan optimis bahwa Evan dapat mengembangkan konsep Sea Waste Scavengers ini serta menjadi salah satu yang terbaik di dalam kompetisi ICJ," kata Nikhil, di Jakarta, Jumat, 2 September 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Nikhil, gagasan seperti ini mampu memecahkan tantangan di abad ke-21 dan juga dapat diterapkan di banyak negara di seluruh dunia. "Saya berharap prestasi Evan dapat menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda di luar sana untuk lebih peduli terhadap lingkungan di sekitarnya. “ ungkap Nikhil.
Evan menuturkan, Nikhil merupakan guru yang menyarankan agar ia mengikuti kompetisi ini. "Setelah sedikit berpikir dan memberi semangat, lalu saya pun bergabung dengan ICJ. Sejak saat itu, Pak Nikhil memimpin pelatihan untuk ICJ dan mengajari kami tentang aturan, mekanik, dan bagaimana membuat presentasi yang efektif dan solusi kreatif," beber Evan.
Teknologi AI ini kemudian ia implementasikan di kapal listrik bertenaga air dan surya guna melacak, menemukan dan mengambil sampah plastik yang ada di lautan. "Saya harap inovasi ini mampu menginsiprasi generasi muda lainnya untuk memiliki kepekaan terhadap pencemaran laut, sehingga kehidupan laut kita menjadi terjaga kebersihan dan keindahannya," terang Evan.
Istimewanya lagi, inovasi yang dikembangkan Evan ini dilengkapi dengan sistem sensor yang dapat mengenali sekaligus memilah mana sampah plasti dan makhluk hidup yang ada di kedalaman lautan. "Sehingga alat ini akan secara otomatis memisahkan antara sampah plastik dan mana yang bukan," imbuh Evan.
Kepala Sekolah Binnus School Simprug, Isaac Koh menambahkan, prestasi Evan melalui kompetisi ini merupakan salah satu bentuk komitmen sekolah dalam menerapkan shared values dan personal excellence. "Yang dimaksud di sini adalah bagaimana kita menularkan ilmu pengetahuan ke kepada sesama serta mengembangkan citra diri yang positif dan inovatif. Kami mengucapkan selamat kepada siswa kami Evan Felix Santoso serta Bapak Nikhil Dsouza, yang telah membina dan memberdayakan generasi penerus pembuat perubahan yang berdampak untuk mewujudkan aspirasi mulia generasi masa depan kita," ungkapnya.
Presiden Binus School Education,Michael Wijaya Hadipoespito menambahkan, pihaknya memang sekolah yang fokus pada peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sehingga melalui program SDG (Sustainable Development Goals), secara berkesinambungan disosialisasikan sejak dini dari kelas 2 SD hingga ke jenjang SMA di sekolah Binus.
“Kami sebagai institusi pendidikan tidak hanya memfokuskan di bidang akademik saja, namun hal terpenting yang harus ditautkan ke para siswa-siswi kami adalah bagaimana caranya untuk memaksimalkan diri melalui potensi dan karakter yang sudah dimiliki agar dapat berguna bagi sesama serta lingkungan di sekitarnya," kata Michael.
Menurutnya, semangat fostering and empowering sebagai komunitas Binus School terarah pada pengembangan siswa dengan tujuan utama membangun karakter teladan, mendukung pembelajaran yang inovatif serta membina kepemimpinan yang penuh kasih. "Dengan demikian, kami juga menawarkan pengembangan individu berwawasan lokal dan internasional yang menunjukkan keteguhan dan ketekunan di era globalisasi yang semakin penuh tantangan," tutup Michael.
Baca juga: BANGAU, Bantal Anti Bakteri-Tungau Bikinan Mahasiswa UGM |