Keduanya juga menulis jurnal dan menjalani sidang kelulusan bersama. Kyatmaja Lookman dan Ira Margaritha menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor dan resmi dinyatakan lulus menjadi doktor angkatan pertama dari DMT ITS.
"Mudah-mudahan kita dapat menyelesaikan semua (rangkaian program doktor) hingga nanti diwisuda. Saya mendorong teman-teman coba mengikuti, kuliah sampai S3. Apalagi kalau kuliahnya bareng jodoh dan istri, bisa saling menyemangati," kata Kyatmaja dalam Webinar Komunitas SEVIMA di Momen Sidang Terbuka Promosi Doktor DMT ITS dalam keterangan tertulis, Jumat, 27 Januari 2023.
Perusahaan angkutan barang Lookman Djaja telah berdiri sejak 1985. Sebagai generasi kedua, Kyatmaja Lookman sejak lulus kuliah S2 juga telah sibuk mengelola ratusan truk dan supir di perusahaannya. Begitupula dengan Ira Margaritha, istri sekaligus Wakil Direktur Perusahaan.
Semuanya berubah saat pandemi covid-19 2020. Pandemi membuat bisnis makin sibuk karena pengusaha perlu memikirkan agar usahanya tetap bertahan di masa sulit. Terlebih, permintaan pengantaran barang menurun signifikan. Namun, pandemi juga membuka peluang baru berupa kuliah online.
"Saya sampaikan ke Bu Ira (istri), kesempatan seperti ini tidak datang dua kali. Karena kuliahnya bisa bareng, plus kita perlu mengupgrade skill yang kita miliki agar bisnis kita bisa bertahan menghadapi pandemi maupun pasca pandemi," kata Kyatmaja.
Kyatmaja akhirnya mengikuti proses perkuliahan bersama istri selama tiga tahun. Berbagai aplikasi pembelajaran online, seperti Zoom, Google Classroom, dan Edlink dipelajari dan langsung digunakan.
"Tentu memang agak sulit, kadang terkendala jaringan, dan seperti kata Pak Kristianto (dosen ITS), kuliah S3 itu membutuhkan soliter. Berani belajar mandiri dengan produktivitas tinggi," beber Kyatmaja.
Untuk menuntaskan studi, Kyatmaja meneliti tentang Kemampuan Berinovasi Perusahaan Truk. Sedangkan, Ira Margaritha mengkaji Manajemen Bisnis untuk Bertahan Menghadapi Pandemi.
Sepanjang penelitian, Kyatmaja dan Ira mewawancarai teman-temannya di Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia maupun Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia. Banyak temuan ia dapati, seperti strategi resiliensi (ketahanan) untuk keberlanjutan usaha, hingga aksi konkret yang bisa dilakukan pengusaha truk untuk menghadapi pandemi.
Passion sekaligus pengalaman Kyatmaja dan Ira yang telah puluhan tahun bergelut di industri truk, ditambah dengan dukungan teman yang sangat antusias mendukung penelitian terkait truk, membuat perjalanan meneliti menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
"Yang kita wawancara (untuk bahan penelitian) adalah teman-teman sendiri. Teman-teman juga antusias dan mendukung bagaimana kita memecahkan masalah di usaha truk, apalagi di pandemi seperti ini. Sampai kadang anak saya berkomentar, Ibunya kalau dulu malam dan weekend baking, sekarang di depan komputer. Tenggelam di lautan jurnal-jurnal, mencari jawaban, dan meneliti," cerita Ira.
Penelitian Kyatmaja dan Ira juga telah dipublikasikan pada jurnal dan prosiding bergengsi di tingkat internasional. Keduanya mempresentasikan penelitian di International Conference on Industrial Enginering and Industrial Management. Acara pada 2022 ini seharusnya diadakan di Barcelona, Spanyol.
"Namun, karena pandemi, jadi online dan kami harus sampai tengah malam begadang untuk presentasi, menyesuaikan jam Eropa," kenang Ira.
Atas diraihnya gelar Doktor, Kyatmaja dan Ira berharap gelar ini bukan akhir dari kiprah penelitian keduanya. Dia menyebut penelitian sangat dibutuhkan untuk mencari jawaban-jawaban di dunia bisnis.
"Kami memang sedang semangat-semangatnya belajar, apalagi bisnis truk ini makin sulit, kompetisi juga semakin tinggi, dan ditambah dengan cobaan berupa pandemi covid-19. Jangan sampai kita tidur dan di zona nyaman, sangat berbahaya untuk kelangsungan bisnis," kata Kyatmaja yang juga aktif mengikuti berbagai pelatihan, sertifikasi, dan terakhir baru saja lulus dari Pendidikan di Lemhannas.
Kyatmaja juga mengajak generasi muda maupun pebisnis ramai-ramai belajar setinggi mungkin. Bisnis dan pendidikan tidak seharusnya dipisahkan dan bukan pilihan.
"Keduanya bisa berjalan beriringan, apalagi kalau belajar ramai-ramai itu semakin menarik. Di Eropa, sudah biasa lho CEO bisnis itu syaratnya minimal S3," ujar Kyatmaja.
Baca juga: Wow! ITS Gandeng Panasonic Luncurkan Lampu LED Bulb Bangga Buatan Indonesia, Banyak Kelebihannya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News