Pandu Kurniawan, alumnus prodi Magister Akuntansi dan Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) FEB Universitas Gadjah Mada (UGM). DOK UGM
Pandu Kurniawan, alumnus prodi Magister Akuntansi dan Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) FEB Universitas Gadjah Mada (UGM). DOK UGM

Gagal Berkali-Kali dan Dianggap Masih Terlalu Muda, Alumnus UGM Ini Berhasil Dapat Sertifikasi Akuntan Publik

Renatha Swasty • 13 Februari 2025 10:30
Jakarta: Kegagalan berkali-kali tak membuat tekad Pandu Kurniawan mendapat Certified Public Accountant (CPA) luntur. Justru, dia makin gigih belajar.
 
Alumnus prodi Magister Akuntansi dan Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) FEB Universitas Gadjah Mada (UGM) itu lulus ujian Akuntan Publik pada Januari 2025. Dia sempat beberapa kali mengalami kegagalan dan perlu mengulang dalam beberapa mata ujian.
 
“Setelah beberapa kali gagal, akhirnya saya lulus untuk semua mata ujian yang dilakukan selama satu tahun penuh,” kata Pandu dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 13 Februari 2025.

Mendapatkan sertifikasi sebagai akuntan publik awalnya bukan hal familiar di mata Pandu. Berawal saat ia tengah menempuh pendidikan PPAk sejak awal 2017.
 
Pengelola sering mensosialisasikan kemudahan bagi lulusan PPAk memperoleh sertifikasi tersebut. “Ini tidak mudah. Ujian pertama saya di tahun 2019 sempat tidak lulus dan di percobaan kedua saya baru berhasil mendapatkan sertifikat CPA non-signing,” ucap dia.
 
Usai menempuh PPAk, di tahun 2018 ia melanjutkan S2 di Magister Akuntansi FEB UGM. Setelah menyandang gelar Magister, ia melamar bekerja sebagai internal auditor di PT Telkom.
 
Kinerja yang baik mengantarkannya sebagai salah satu auditor terbaik yang dikirim ke Kementerian BUMN untuk menjalani penugasan khusus. Pantang menyerah, di tahun 2024, ia kembali mengikuti ujian CPA signing (Akuntan Publik).
 
Pandu mengaku mengikuti ujian bertahap bukan hal mudah. Apalagi, harus mengulang beberapa kali seperti Workshop A dan Workshop B yang menitikberatkan pada pengetahuan teknis audit tingkat lanjut.
 
“Saya sempat merasa minder sebagai peserta termuda dan berpikir bahwa saya terlalu nekat mengikuti ujian Workshop. Beberapa peserta bahkan mengatakan bahwa belum saatnya saya mengikuti ujian dan sebaiknya memberi kesempatan terlebih dahulu kepada mereka yang lebih tua,” kenang dia.
 
Baca juga: Sempat Ditolak BPI karena Terbentur Usia, Kini Yudi Lulus Doktor dengan IPK 4 di UGM

Keberhasilannya meraih sertifikasi Akuntan Publik di usia relatif muda tidak lepas dari peran PPAk FEB UGM yang selalu mendukung mahasiswa menjadi profesional di bidang audit. Dia menuturkan program ini memiliki akreditasi Unggul yang menjamin kualitas program, tenaga pengajar, dan mahasiswanya.
 
"Selain itu, PPAk memiliki joint program dengan Magister Akuntansi FEB UGM yang akan mempersingkat masa studi dan menunjang mahasiswa ketika sudah lulus nanti,” beber dia.
 
Lingkungan belajar mengajar PPAk FEB UGM juga kondusif. Pengalaman paling berkesan yang diperoleh selama satu setengah tahun mulai dari matrikulasi hingga magang membuka jalan baginya memasuki dunia auditor.
 
“PPAk FEB UGM banyak memberikannya pembelajaran. Selama studi saya bisa mendapatkan pengalaman praktik di lapangan dengan mengajarkan bagaimana menjadi praktisi yang berintegritas dan profesional dengan penekanan pada dunia auditor. Para mahasiswa diwajibkan mengikuti program magang,” kata Pandu yang sempat menjalani magang di KAP Mahsun, Nurdiono, Kukuh & Partner.
 
Pandu mengaku sangat terbantu dengan program matrikulasi di PPAk UGM untuk menyamakan persepsi dan budaya akademik. Dia merasakan dukungan dari dosen menjadi faktor penting dalam perjalanan akademiknya.
 
Pandu menyebut nilai-nilai yang ditanamkan oleh pengajar FEB UGM juga sangat berperan dalam perjalanan akademik dan kariernya. Terutama terkait integritas, profesionalisme, objektivitas, dan kepedulian sosial.
 
“Selama belajar di FEB UGM, saya diajarkan untuk menjaga integritas dalam segala hal, baik dalam pendidikan maupun pekerjaan. Sebagai auditor, objektivitas adalah kunci untuk menjaga keadilan dalam penilaian,” ujar dia.
 
Pandu meyakini kebutuhan akuntan publik akan terus meningkat dengan semakin berkembangnya dunia bisnis dan perusahaan-perusahaan Indonesia. Meskipun, harus berhadapan dengan tantangan besar dengan hadirnya teknologi AI.
 
“Teknologi ini disinyalir dapat menggantikan beberapa pekerjaan teknis. Tapi saya yakin profesi akuntan publik masih sangat dibutuhkan, terutama dalam menjaga integritas dan profesionalisme,” ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan