Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno. Foto: Arsip Nasional
Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno. Foto: Arsip Nasional

Biografi Soekarno, Pendidikan di ITB hingga Jadi Tokoh Kemerdekaan

Citra Larasati • 30 Juli 2025 14:33
Jakarta:  Soekarno lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai (Rai Srimben). Ayahnya, Raden Soekemi, adalah seorang guru keturunan raja Kediri beragama Islam yang ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali, sedangkan ibunya, Nyoman Rai, beragama Hindu berasal dari keluarga bangsawan Bali.
 
Sebelum Soekarno lahir pada 6 Juni 1901, pasangan ini telah dikaruniai seorang putri bernama Soekarmini. Semasa kecil, Soekarno dibesarkan oleh kakeknya, Raden Hardjokromo, di Tulungagung, Jawa Timur.

Pendidikan Soekarno

Mengutip laman digilibtij.sch.id, Soekarno memulai pendidikan formal di Tulungagung, kemudian pindah ke Mojokerto mengikuti tugas ayahnya. Di Mojokerto, ia masuk Eerste Inlandse School, tempat ayahnya mengajar.
 
Pada Juni 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) agar dapat diterima di Hogere Burger School (HBS). Pada 1915, setelah menyelesaikan pendidikan di ELS, Soekarno melanjutkan ke HBS Surabaya berkat bantuan H.O.S. Tjokroaminoto, seorang kawan ayahnya yang juga memberikan tempat tinggal di pondoknya.

Di Surabaya, Soekarno banyak berinteraksi dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto, seperti Alimin, Musso, Darsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Ia aktif di organisasi pemuda Tri Koro Dharmo yang kemudian berganti nama menjadi Jong Java pada tahun 1918. Selain itu, Soekarno juga menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin Tjokroaminoto.
 
Setelah lulus HBS Surabaya pada 1921, Soekarno melanjutkan pendidikan teknik sipil di Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Meski sempat cuti dua bulan, ia kembali dan tamat pada 1926, dinyatakan lulus ujian insinyur.
 
Pada upacara kelulusan, Prof. Jacob Clay, yakni Ketua fakultas di Technische Hoogeschool te Bandoeng menyebut pentingnya kelulusan tiga insinyur Jawa, termasuk Soekarno. Selama di Bandung, Soekarno tinggal di rumah Haji Sanusi, anggota Sarekat Islam dan sahabat Tjokroaminoto, di mana ia bertemu tokoh nasionalis lain seperti Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker yang memimpin National Indische Partij.

Perjuangan Politik

Masa perjuangan politik Soekarno makin menonjol saat peristiwa pemberontakan PKI 1926. Meski PKI kalah, muncul gerakan baru PNI (Partai Nasional Indonesia) yang bertujuan merdeka secara independen, berbeda dengan tujuan negara komunis PKI. Pada 1928, PNI gencar menyebarkan propaganda nasionalisme melalui berbagai lapisan masyarakat.
 
Soekarno menjadi orator ulung dengan pidato yang membakar semangat nasionalisme rakyat. PNI mendirikan sekolah kaderisasi dan mulai mengorganisasi rakyat ke tingkat terbawah, sehingga pergerakannya semakin radikal.
 
Pemerintah kolonial Belanda pun melakukan pembubaran rapat-rapat PNI dan pengawalan ketat, khawatir dengan pergerakan politik yang kian membesar. PNI kemudian berkoalisi dengan berbagai organisasi politik seperti Sosialis Indonesia, Budi Utomo, dan lain-lain, membentuk Pemufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada Desember 1927.
 
Karena ancaman ini, Belanda menangkap pimpinan PNI termasuk Soekarno pada akhir 1929. Soekarno dipenjara di Bandung dalam sel sempit dengan kondisi gelap dan lembab, tanpa jendela dan jeruji.
 
Ia terisolasi dari dunia luar, larangan membaca dan menerima informasi berlaku ketat. Berkat bantuan istrinya, Inggit Garnasih, Soekarno tetap mendapat wacana dan buku bacaan secara rahasia.
 
Dalam penjara itulah Soekarno menulis pledoinya yang terkenal, "Indonesia Menggugat", yang ia bacakan di pengadilan Bandung pada 1 Desember 1930. Pidato ini mengejutkan pihak kolonial dengan menegaskan bahwa pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat, bukan dari provokasi intelektual semata.
 
Akhirnya, Soekarno dan rekan-rekannya dihukum penjara selama empat tahun. Namun, semangatnya tidak pudar, ia terus berjuang hingga akhirnya menjadi tokoh sentral dalam proses kemerdekaan Indonesia.
 
Bangsa Indonesia sepakat memelihara bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti yang tercantum dalam UUD 1945 dan ditegaskan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Soekarno sendiri menjadi simbol perjuangan dan penyambung lidah rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
 
Soekarno, tidak hanya dikenal sebagai pemimpin revolusioner tetapi juga seorang   orator ulung yang menguasai berbagai bahasa.
 
Kepiawaiannya dalam berkomunikasi melintasi berbagai bahasa tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin nasional tetapi juga memungkinkannya menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai negara. 
Baca juga:  9 Bahasa yang Fasih Dikuasai Soekarno

9 bahasa yang dikuasai Soekarno: 

  1. Bahasa Indonesia
  2. Bahasa Jawa 
  3. Bahasa Sunda
  4. Bahasa Belanda
  5. Bahasa Inggris
  6. Bahasa Jerman
  7. Bahasa Prancis
  8. Bahasa Arab 
  9. Bahasa Jepang
Kecerdasan linguistik Soekarno merupakan perpaduan dari bakat alami dan dedikasi belajarnya. Ia dikenal memiliki memori fotografis yang memungkinkannya dengan mudah menguasai berbagai bahasa.
 
Kemampuan ini menjadikan Soekarno sosok yang mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan latar budaya, baik di tingkat lokal maupun internasional.

Profil Ir. Soekarno

  1. Nama: Ir. Soekarno (Bung Karno)
  2. Nama kecil : Kusno
  3. Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 6 Juni 1901
  4. Agama: Islam
  5. Pendidikan : HIS di Surabaya, Hogere Burger School (HBS), Technische Hoogeschool (THS) di Bandung
  6. Wafat: Jakarta, 21 Juni 1970
  7. Lokasi pemakaman: Blitar, Jawa-Timur
  8. Nama Anak : 
  • Guntur
  • Megawati
  • Rachmawati
  • Sukmawati
  • Guruh (dari Fatmawati)
  • Taufan
  • Bayu (dari Hartini)
  • Kartika (dari Ratna Sari Dewi)
Seokarno dikenal sebagai sosok yang karismatik dan flamboyan, sehingga tidak mengejutkan jika ia memiliki 9 istri.

Berikut nama ke 9 Istri Soekarno:

  1. Oetari Tjokroaminoto
  2. Inggit Garnasih.
  3. Fatmawati
  4. Hartini
  5. Kartini Manoppo.
  6. Ratna Sari Dewi
  7. Haryati
  8. Yurike Sanger
  9. Heldy Djafar

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan