Kiswanto mulai mengajar di SDN 169 sejak 2011. Dia diminta mengajar di desa Cinta Damai itu karena ingin membangun daerah terpencil tersebut.
Bahkan Kiswanto menggambarkan, sekolahnya sangat sulit dijangkau dari tempat tinggalnya. Jika hujan, jalanan empat kilometer menuju sekolah pun berubah menjadi lumpur yang sulit dilewati.
"Guru juga di sini masih sulit. Sampai sekarang pun baru ada enam guru, dan satu kepala sekolah. Ini jadi tantangan tersendiri. Jadi memang saya yang minta untuk dipindahkan ke daerah transmigrasi ini," sambungnya.
Dia berharap, pandemi covid-19 ini segera berakhir. Dia ingin kembali mengajar secara tatap muka seperti sebelum masa covid-19.
"Kalau kondisi tetap seperti ini saya sendiri tidak mau anak-anak jadi ajang coba-coba. ingignnya tetap kembali ke tatap muka. Karena tatap muka tidak ada yang bisa menggantikan, Saya harap kita bisa kembali pulih," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News