Sementara, Rektor UNY Sumaryanto mengatakan, perekrutan guru dan tenaga kependidikan perlu memperhatikan tiga aspek. Yakni penalaran atau kognitif, psikomotor, dan afektif, termasuk juga karakter.
"Jika kita tidak hati-hati dalam proses rekrutmen, kita dalam analogi dapat seperti membeli kucing dalam karung," jelas Sumaryanto.
Baca: Rektor UNP: Jangan Angkat Guru Honorer yang Lambat Loading
Lalu, Rektor Unima Deitje mengusulkan adanya rekognisi purnabakti dini terhadap guru dan tenaga kependidikan honorer. Ada guru honorer yang sudah lama tidak diangkat, namun usia sudah mendekati pensiun.
"Perlu adanya insentif bagi mereka, dengan indikator kinerja utama untuk menentukannya," ungkap Deitje.
Sementara, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Gede Adi mengatakan bahwa kualitas guru perlu menjadi fokus setelah pengangkatan ASN dilakukan. Pelatihan guru pasca diangkat perlu menjadi perhatian untuk menjamin kompetensi.
"Kami harap Komisi X dapat mengembalikan keran LPTK menjadi satu-satunya lembaga untuk menyiapkan guru dan tenaga kependidikan," ungkap Gede Adi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id