Makassar: Mengabdi menjadi seorang guru bukan perkara mudah. Sebagai orang tua kedua dari siswa, guru tak cuma dituntut memberikan materi, tetapi juga pendidikan karakter.
Tak semua guru mau dan mampu 'repot' mengurus murid. Apalagi, sukarela mengikuti beragam program dari pemerintah, salah satunya Guru Penggerak.
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan Merdeka Belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid. Guru Penggerak menggerakkan organisasi belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Guru Penggerak dari SMP Negeri 7 Makassar, Nasmur M T Kohar, mulanya coba-coba ikut program itu setelah diluncurkan dalam salah satu episode Guru Belajar. Mulanya, dia sama sekali tak punya bayangan.
Dia keget untuk menjadi Guru Penggerak mesti ada tes essai ratusan, tes skolastik, hingga wawancara. Bahkan, setelah lulus mesti mengikuti pelatihan sembilan bulan.
Nasmur yang sudah kecemplung, tetap meneruskan tes hingga diterima dan menjalani pelatihan panjang. "Hanya ikut saja, yang penting kami dapat. Hari pertama ikut (pelatihan) mulai berubah 'oh begini ya' yang diajarkan Ki Hadjar Dewantara," kata Nasmur saat berbincang di SMP Negeri 7 Makassar, Kamis, 23 Juni 2022.
Nasmur menyebut semakin mengikuti banyak pelatihan, semakin membuka pikirannya. Dia mengakui selama ini ada yang kurang tepat dalam pemberian pembelajaran kepada murid-muridnya.
"Ilmu yang saya dapatkan bagaimana melihat murid, bagaimana berpihak pada murid. Kalau saya istilahkan omongan Bapak Ki Hadjar Dewantara menghamba pada murid, bagaiamana menuntun kodrat yang dimiliki murid. Membelajarkan anak, berpihak pada anak, bagaimana sekolah menyenangkan anak," kata Nasmur.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan