Jakarta: Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (
Timnas AMIN) memaparkan bukti masalah dari
hilirisasi. Kebijakan itu dinilai kurang berpihak pada pasar.
"Kami lihat kebijakan hilirisasi yang begitu fokus pada nikel tidak berorientasi pada pasar dan tidak mencerminkan kebijakan pasar," kata Co-captain Tim Nasional AMIN Thomas Lembong di Auditorium CSIS, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Desember 2023.
Thomas mengatakan pemerintah hanya melihat harga nikel yang kala itu sedang tinggi. Permintaannya juga tinggi karena awalnya semua baterai kendaraan listrik menggunakan nikel.
"Sesuai prinsip dasar ekonomi kalau harga tinggi, substitusi. Nasabah kita tidak mau disandera harga tinggi dan ketersediaan yang tergantung kepada sentimen pemerintah," ujar dia.
Lantas, Thomas memberi data soal penggunaan nikel untuk baterai kendaraan listrik dari waktu ke waktu. Penggunaan nikel mencapai 70 persen periode 2015 hingga 2017.
"Tapi karena nikel mahal, pemasokan tidak stabil, akhirnya industri cari solusi lain," papar dia.
Thomas menyebut saat ini bahan baterai kendaraan listrik yang populer ialah litium, besi, dan fosfat (LFP). Alternatif lainnya ialah nikel, mangan, dan kobalt (NMC).
"Diperkirakan kira-kira enam hingga tujuh tahun dari sekarang baterai yang pakai nikel paling hanya 30 persen dari sebelumnya 60 hingga 70 persen," ucap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((LDS))