Jakarta: Presiden Joko Widodo (
Jokowi) diminta tidak merecoki urusan
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Sikap netral Jokowi akan mendorong kontestasi itu berlangsung jujur dan adil.
"Cawe-cawe untuk kepentingan bangsa dan negara adalah bersifat netral. Itulah cawe-cawe," kata eks Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Denny Indrayana dalam diskusi virtual
Crosscheck Metrotvnews.com bertajuk ‘Anies akan Diambil KPK? Ini Skenarionya’ Minggu, 25 Juni 2023.
Denny mengatakan cawe-cawe dengan menjegal calon presiden (capres) bukan untuk bangsa dan negara. Sebab, hasil survei selalu menunjukkan tiga nama besar, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
"Sejalan dengan survei tiga nama, kalau (Anies) diganti Airlangga (Hartarto), artinya bukan musyawarah rakyat, tapi musyawarah relawan Jokowi," ujar dia.
Denny mengajak seluruh pihak berpikir cerdas dan mengedepankan suara hati nurani. Kedua hal itu dinilai krusial dalam menyelamatkan Indonesia.
"Belum ada kata terlambat.
Better late than never," papar pakar hukum tata negara itu.
Di sisi lain, Denny mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak mempolitisasi sebuah kasus. Termasuk, tidak mengkriminalisasi sosok-sosok tertentu sebagai bagian dari upaya menjegal calon presiden.
"Mudah-mudahan itu dipahami dan kemudian tidak terjadi penetersangkaan itu," ucap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((ADN))