Cecar Ahli dari Kubu AMIN, Hotman Paris: Jangan Omon-omon
Anggota Tim Hukum Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka Hotman Paris. (tangkapan layar)
Jakarta: Anggota Tim Hukum Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka Hotman Paris meminta ahli dari kubu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) Anthony Budiawan untuk tak omon-omon. Hal itu disampaikan dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) untuk Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Ya maksud saya, dia sebagai ahli harusnya konsekuen dengan jawabannya. Jangan cuma omon-omon," kata Hotman di Gedung MK, Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2024.
Awalnya Hotman menyoal soal tuduhan dari Anthony kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Anthony, kata Hotman, menuduh Jokowi melakukan korupsi dan hal itu bisa dipakai oleh MK sebagai dasar membatalkan pemilu.
Hotman menanyakan kaitan keahlian Anthony dengan permohonan kubu AMIN. Anthony sejatinya merupakan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS).
"Majelis, tadi pertanyaan Hotman Paris belum dijawab, apakah permohonan pemohon dengan tuduhan Jokowi melakukan korupsi bisa dipakai oleh MK sebagai dasar membatalkan pemilu hanya dengan keahlian beliau, belum dijawab, majelis. Tolong dijawab," ujar Hotman.
Ketua MK Suhartoyo berusaha menengahi dan berkelakar agar tidak terlalu bersemangat. Pernyataan itu mengundang tawa di ruang sidang.
"Tidak usah terlalu semangat," ucap dia.
Lalu, Suhartoyo menawarkan kepada Anthony untuk menjawab. Anthony menyerahkan kepada hakim.
"Ahli juga tidak harus dipaksakan untuk menjawab, apalagi untuk sama dengan yang diinginkan," kata Suhartoyo.
Tak puas, Hotman kembali mencecar Anthony. Hotman meminta agar Anthony menyampaikan pernyataannya.
"Mohon izin Majelis. Kan dia yang memulai, dia yang mengatakan Jokowi korupsi, dia yang mengatakan ini, dia harus konsekuen dong sebagai ahli menerangkan," ujar Hotman.
"Iya. Tapi pada bagian apakah itu menjadi kewenangan MK kan tidak dijawab," timpal Suhartoyo.
Suhartoyo kembali menegur Hotman. Pengacara kondang itu diminta tak memaksa ahli untuk berbicara.
"Anda tidak bisa memaksakan seperti itu. Terima kasih ya ahli keterangannya. Mudah-mudahan bermanfaat untuk pengambilan putusan," kata Suhartoyo.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((END))
"Ya maksud saya, dia sebagai ahli harusnya konsekuen dengan jawabannya. Jangan cuma omon-omon," kata Hotman di Gedung MK, Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2024.
Awalnya Hotman menyoal soal tuduhan dari Anthony kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Anthony, kata Hotman, menuduh Jokowi melakukan korupsi dan hal itu bisa dipakai oleh MK sebagai dasar membatalkan pemilu.
Hotman menanyakan kaitan keahlian Anthony dengan permohonan kubu AMIN. Anthony sejatinya merupakan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS).
"Majelis, tadi pertanyaan Hotman Paris belum dijawab, apakah permohonan pemohon dengan tuduhan Jokowi melakukan korupsi bisa dipakai oleh MK sebagai dasar membatalkan pemilu hanya dengan keahlian beliau, belum dijawab, majelis. Tolong dijawab," ujar Hotman.
Ketua MK Suhartoyo berusaha menengahi dan berkelakar agar tidak terlalu bersemangat. Pernyataan itu mengundang tawa di ruang sidang.
"Tidak usah terlalu semangat," ucap dia.
| Baca juga: Soal Politisisasi Bansos Demi Menangkan Prabowo-Gibran, Faisal Basri: Ugal-ugalan |
Lalu, Suhartoyo menawarkan kepada Anthony untuk menjawab. Anthony menyerahkan kepada hakim.
"Ahli juga tidak harus dipaksakan untuk menjawab, apalagi untuk sama dengan yang diinginkan," kata Suhartoyo.
Tak puas, Hotman kembali mencecar Anthony. Hotman meminta agar Anthony menyampaikan pernyataannya.
"Mohon izin Majelis. Kan dia yang memulai, dia yang mengatakan Jokowi korupsi, dia yang mengatakan ini, dia harus konsekuen dong sebagai ahli menerangkan," ujar Hotman.
"Iya. Tapi pada bagian apakah itu menjadi kewenangan MK kan tidak dijawab," timpal Suhartoyo.
Suhartoyo kembali menegur Hotman. Pengacara kondang itu diminta tak memaksa ahli untuk berbicara.
"Anda tidak bisa memaksakan seperti itu. Terima kasih ya ahli keterangannya. Mudah-mudahan bermanfaat untuk pengambilan putusan," kata Suhartoyo.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((END))
BERITA TERKAIT
