Jakarta: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menghadirkan Dahlia Lesmawati sebagai saksi dalam sidang perselisihan hasil pemilu (PHPU) legislatif. Dahlia merupakan pemilih yang terdaftar di Provinsi Riau. 

"Saya tidak memilih, tetapi nama dan tanda tangan saya ada di formulir C7 (daftar hadir pemilih di TPS)," kata Dahlia saat bersaksi di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa, 30 Juli 2019. 

Dahlia mengaku terdaftar sebagai pemilih di TPS 2 Desa Hibrida Jaya, Kecamatan Teluk Balengkong, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. Namun saat hari pemungutan suara, dirinya tak mencoblos lantaran sedang berada di daerah lain. 

Dia menyebut kejadian pencatutan nama tersebut tak cuma menimpanya. Dahlia yang berprofesi sebagai bidan itu menyebut kejadian serupa juga terjadi pada pasiennya, Widyawati.

Baca: Hakim Arief Hidayat Guyon Soal Gaji Wakil Rakyat

Menurut keterangan Dahlia, Widyawati terdaftar sebagai pemilih di Desa Sumber Makmur Jaya. Saat pencoblosan, nama Widyawati tercatat dan ditandatangani di formulir C7. 

"Padahal sejak awal Januari 2019, Widyawati sudah pindah ke Desa Tembilahan, tempat anaknya," ujarnya.

Pemohon dalam gugatan PDIP ini adalah caleg DPRD Kabupaten Indragiri Hilir daerah pemilihan 4 nomor urut 1. PDIP memperoleh 2702 suara di dapil tersebut.

Dalam perkara ini, PDIP menyebut ada sejumlah pemilih yang tak berhak menyalurkan suaranya di sejumlah TPS, di antaranya TPS 1 dan 2 Desa Hibrida Jaya, TPS 1 Desa Sumber Makmur Jaya, TPS 1 dan 2 Desa Sumber Sari Jaya. 

Pemilih tak berhak ini, menurut PDIP, mencoblos dengan menggunakan undangan C6 milik orang lain. PDIP menuntut diadakanya pemungutan suara ulang (PSU) karena hal tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((DRI))