Jakarta: Komite Independen Sadar Pemilu menemukan kasus pelanggaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 berupa politik uang di empat provinsi yang menjadi pantauan. Keempat provinsi itu ialah Jawa Barat (Jabar), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah (Jateng), dan Sumatra Selatan (Sumsel).
Sekretaris Jenderal Komite Independen Sadar Pemilu Azka Abdi Amrurobbi mengatakan politik uang ini bisa menjadi praktik yang normal. Sebab, sering ditemukan dalam proses pemilu dan tak segan-segan dilakukan langsung oleh aparat desa.
"Bahkan kami melihat di beberapa tempat itu ada campur tangan kepala desa atau aparat desa untuk membagikan politik uang itu sendiri menjelang hari H (pencoblosan)," kata Azka dalam webinar bertema Evaluasi Pemilu Serentak 2024: Jujur dan Adil?, Sabtu, 9 Maret 2024.
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyebut pelaku politik uang yang ia temukan juga dilakukan perangkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW). Perangkat RT dan RW mobilisasi melakukan politik uang untuk memenangkan salah satu calon.
"Jadi, tidak hanya aparat desa tapi RT RW juga dilibatkan untuk membantu proses pembagian politik uang itu sendiri," ujar Azka.
Azka mengatakan pihaknya sejatinya mempunyai desa binaan anti politik uang di DIY. Namun, desa binaan itu kini sudah tidak efektif.
"Setelah kami evaluasi bahwa ternyata politik uang di Pemilu 2024 ini justru lebih masif, lebih ganas dibanding dengan Pemilu 2019. Proses politik uang ini atau kasus politik uang ini saya rasa di pemilu 2024 itu lebih masif dibandingkan pemilu sebelumnya," ungkap Azka.
Dia melanjutkan indikasi kecurangan pemilu juga ditemukan di Bogor, Jawa Barat. Kecurangan tercium setelah satu desa 99,8 persen memilih hanya kepada satu calon anggota legislatif (caleg) tertentu.
"Ini mungkin akan menjadi masukan bagi kami, juga bagi Bawaslu untuk mengawasi apakah di sana ada kecurangan pemilu atau tidak, tapi kami mengindikasikan ada, karena laporan dari beberapa relawan kami di lokasi tersebut," pungkasnya. \ Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id