Jakarta: Anggota Komisi X DPR Marlinda Poernomo Puteh menilai terobosan dana abadi riset dari cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin sudah tepat. Terlebih, Ma'ruf juga dinilai mampu menjabarkan rencana dibentuknya Badan Riset Nasional (BRN).
"Intinya, pasangan calon 01 sudah paham bahwa kebijakan pembangunan bangsa harus berpijak pada atau berdasarkan riset," kata Marlinda di Jakarta, Selasa, 19 Maret 2019.
Menurut dia, apa yang disampaikan Ma'ruf soal riset sesuai Rencana Induk Riset Nasional (RIRN). Program ini diyakini makin menguatkan keberadaan riset dalam mendukung pembangunan nasional. "Berbagai kebijakan yang disampaikan cawapres (Ma'ruf Amin) cukup membumi," ujarnya.
Marlinda mengatakan, pekerjaan rumah pemerintah yakni harus memastikan riset ke depan bisa menjawab tantangan industri 4.0. Muaranya, barang tentu untuk kesejahteraan, kontribusi pembangunan, dan solusi kebutuhan masyarakat.
Baca: Ma'ruf Jelaskan Konsep Dana Abadi
Marlinda meyakini, rencana integrasi lembaga riset dalam satu Badan Riset Nasional yang bertujuan menjawab tantangan sepuluh tahun ke depan (ten years challenge) menjadi sebuah terobosan yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo di periode kedua. Paling tidak, kata dia, pembentukan BRN bisa lebih memaksimalkan alokasi dana riset yang tersebar di banyak kementerian. "Yang jumlahnya mencapai Rp24,9 triliun di tahun 2018," ucap politikus Golkar itu.
Ia mengakui, jumlah alokasi dana riset tersebut masih kurang. Makanya, keterlibatan BUMN dan swasta dinilai sangat penting.
Marlinda mengatakan, semua negara yang maju di bidang riset, tidak mengandalkan dana APBN. Riset di negara seperti Korea, Jepang, Tiongkok, dan Jerman, justru lebih banyak dilakukan oleh swasta dengan menggandeng universitas.
"Tinggal perlu diatur pola kerjasama dana riset dari swasta dengan universitas sehingga hasil riset dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))