Jakarta: Anas Nashikin, saksi Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, menjawab persoalan istilah 'perang total' yang diungkap Wakil Ketua TKN Moeldoko. Istilah itu diungkapkan dalam
training of trainers (ToT) TKN di Hotel El Royale Jakarta pada 20-21 Februari 2019.
Awalnya anggota tim hukum calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Teuku Nasrullah, menanyakan perihal perang total dari Moeldoko. Saat ditanya Nasrullah, jawaban Nashikin dinilai kurang menjelaskan pokok pertanyaan. Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Manahan Malontinge Pardamean Sitompul lalu mempertegas pertanyaan ke Nashikin.
"Sepertinya pernah dengar perang total," kata Nashikin saat persidangan di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Juni 2019.
Nashikin menambahkan istilah itu dimaksudkan untuk memberi meningkatkan spirit peserta acara yang dipenuhi saksi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dari TKN. Semangat itu sebagai upaya memenangkan pesta demokrasi lima tahun sekali.
"Kami memahaminya imbauan kepada kami semua dan para saksi yang hadir sebagai peserta agar bekerja serius di tempatnya masing-masing. Soal bahasa dan istilah itu kami memaknainya sebagai pesan agar kami bekerja secara serius," ujar Nashikin.
Usai memberi penjelasan, kubu 02 bergeser ke topik lain. Kali ini mereka mengusik mengenai kalimat yang dilontarkan Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto dan politisi senior Ganjar Pranowo.
Baca: Kuasa Hukum Jokowi Akan Memidanakan Saksi Prabowo
"Pak Hasto dan Pak Ganjar tentang kalimat radikal, Islam ekstrem, prokhilafah, anti-Pancasila, antikebinekaan. Saudara mendengar narasi itu?" tanya Nasrullah.
Nashikin menjawab hal itu berkaitan dengan isu yang berkembang belakangan di media sosial. Isu ini berpotensi merugikan pihak tertentu.
"Yang saya pahami begini, banyak berkembang sekarang di masyarakat isu-isu yang dikembangkan pihak-pihak tertentu untuk melemahkan atau mempengaruhi orang agar tidak memilih 01 dengan berbagai isu," jelas Nashikin.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))