"Mengganti kultur berpolitik yang selama ini menurut saya mengikuti modus negara lain seperti Eropa, Jepang dan Korea yang menggunakan cara-cara kasar dan tidak senonoh," kata Radhar di Kompleks Media Group, Kedoya, Jakarta Barat, Selasa, 6 November 2018.
Baca: Saatnya Hijrah Menuju Kebaikan
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Politik kasar dan tidak senonoh tidak sesuai kebudayaan Indonesia. Namun, ia mengakui kebiasaan berpolitik seperti itu sudah terlanjur terjadi beberapa dekade.
"Nah, Jokowi menganjurkan supaya hijrah ke budaya kita yang sesungguhnya, yang santun beretika, penuh moralitas dan menjaga kesatuan. Jadi bukan hijrah ke mana-mana, tapi hijrah kembali ke kesejatian kita," terang dia.
Baca: Ajakan Hijrah Jokowi Dinilai Tepat
Dunia politik Indonesia diyakini lebih baik bila kehendak Jokowi itu benar-benar terwujud. Hijrah yang menjadi buah pikir orang nomor satu di Indonesia itu akan pula mewujudkan revolusi mental.
"Itu hijrah dari kultur merugikan, dari destruktif jadi positif konstruktif dan menguntungkan," ucap dia.
Sebelumnya, Jokowi mengajak masyarakat hijrah menjadi pribadi lebih baik. Hal itu perlu dilakukan untuk menjaga persatuan, kesatuan, dan persaudaraan antarmasyarakat.
"Saya mengajak kita semuanya mari kita bersama-sama mulai hijrah dari ujaran-ujaran kebencian ke ujaran-ujaran kebenaran," ujar Jokowi dalam deklarasi dukungan ulama, pendekar Banten, dan Relawan Banten Bersatu di GOR Maulana Yusuf, Serang, Banten, Sabtu, 3 November 2018.
(OJE)