Jakarta: Indikasi kecurangan
Pemilu 2024 disebut sudah terlihat jelas dan masif. Bahkan, bukti kecurangan terkumpul sangat banyak.
“Makanya sekarang indikasi-indikasi kegiatan ini curang, dan kemudian masif, itu sebetulnya kalau di kami, bagi pemikir, itu cetho welo-welo (sudah jelas),” kata Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Koentjoro dalam diskusi
Crosscheck by Medcom.id dengan tema ‘Dinasti Menjadi-jadi, Pengadilan Rakyat Menanti’ yang disiarkan pada Minggu, 17 Maret 2024.
Salah satu bukti
kecurangan tersebut, yakni adanya salah satu calon memanfaatkan sektor kemiskinan untuk menggalang suara. Hal ini dilakukan dengan menggelontorkan
bantuan sosial untuk meraih simpati masyarakat.
“Dengan atas nama banyak kegiatan yang pembodohan-pembodohan itu dengan refleksi, dengan bansos, ya siapa yang enggak luluh?” ucap Koentjoro.
Menurut dia, pemanfaatan bantuan sosial untuk menarik perhatian masyarakat merupakan bukti kecurangan. Warga bakal memilih orang yang terlihat turun ke lapangan dan memberikan hadiah.
“Karena mereka orang tidak mampu, orang diberi seperti itu, kemenangan bisa kita lihat,” ujar Koentjoro.
Pihaknya sudah mengingatkan pemerintah soal kecurangan pemilu. Namun, suaranya dinilai tidak lebih sebagai hak demokrasi.
Menurut dia, UGM bakal menyuarakan kecurangan pemilu. Termasuk, memanfaatkan momen peradilan rakyat.
“Tidak akan lelah, bahkan sekarang kalau sudah mulai akrab pemikiran-pemikiran peradilan rakyat. Sudah mulai ada pemikiran tentang peradilan rakyat ini,” tutur Koentjoro.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((AZF))