Jakarta: Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yakin dapat mengungguli suara pesaing, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. BPN bakal memaksimalkan 21 hari sisa masa kampanye untuk mendulang suara pemilih.
"Insyaallah (bisa mengejar). Kan sekarang orang tidak berani jawab kalau ditanya. Anda saja kalau ditanya milih siapa? kan bilangannya, rahasia. Gitu kan?" Kata Ketua Dewan Penasihat BPN, Zulkifli Hasan di kompleks Parlemen DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Maret 2019.
BPN bakal menggunakan strategi baru dalam kampanye di 21 hari terakhir ini. Tiap partai pengusung, kader, dan pendukung akan memiliki tugas tersendiri untuk menenangkan paslon nomor urut 02 itu.
"Beda-beda (tugasnya). Nanti dibagi. Ya saya sendiri, partai lain sendiri, capres sendiri, cawpres sendiri. Gak mungkin semua bisa dilaksanakan 21 hari serentak oleh capres-cawapres," ungkap dia.
Sejumlah survei menyebut suara paslon Prabowo-Sandiaga masih kalah dengan suara petahana. Salah satunya hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
SMRC merilis hasil elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf mencapai 54,9 persen, sementara dukungan terharap Prabowo-Sandi hanya 32,1 persen. Sisanya, sebanyak 13 persen menjawab tidak tahu atau rahasia.
Adapun selisih kedua pasangan ini sekitar 23 persen. Menurut Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, jika 13 persen undecided mengarah ke Prabowo-Sandi, petahana masih tetap unggul.
"Masih unggul sekitar 10 persen. Angka ini lebih besar dari selisih Pilpres 2015 yang sekitar 6 persen," beber Deni.
(Baca juga:
JK: Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Terus Naik)
Namun, kubu Prabowo-Sandiaga tak percaya hasil jajak pendapat dari beberapa lembaga survei. Sebab, beberapa hasil yang dirilis lembaga survei dinilai jauh dari realita.
"Kami sangat sulit memercayai hasil survei, karena menurut kami hasil yang dirilis sangat jauh berbeda dengan realita di lapangan," kata Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi Ferdinand Hutahean saat dihubungi, Jakarta, Senin, 11 Maret 2019.
Menurutnya, hasil survei SMRC jauh berbeda dengan kondisi asli. Ia mengatakan, setiap paslon nomor urut 02 kampanye selalu penuh pendukung.
"Kita melihat setiap hari acara Prabowo-Sandi sangat ramai, penuh, sesak, berbeda dengan acara Jokowi-Ma’ruf yang hanya sepi-sepi saja," tutur dia.
Karena itu, Ferdinand meminta seluruh lembaga survei untuk blak-blakan terkait penyokong dana. Bila tidak, hasil survei hanya akan menjadi bunga-bunga pilpres semata.
"Bagi kami, hasil-hasil lembaga survei sekarang hanya bunga-bunga demokrasi saja dan mereka kami anggap bagian dari sebuah opini semata. Jadi tidak masalah, biarkan saja, mau Jokowi dikasih 100% tidak masalah," ungkap dia.
Politikus Partai Demokrat ini hanya percaya hasil survei dari internal BPN. Berdasarkan hasil survei yang mereka miliki, suara Prabowo-Sandi lebih unggul dari Jokowi-Ma'ruf.
"Kami juga punya hasil survei sendiri dan kami meyakini saat ini posisi elektabilitas antara Prabowo dengan Jokowi amatlah dekat menempel dan belum bisa ditentukan siapa yang akan menang pilpres ini," pungkas dia.
(Baca juga:
JK Sindir soal klaim BPN Prabowo-Sandi)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((REN))