Saksi Perindo Berikan Keterangan via Telekonferensi
Ilustrasi- sidang sengketa pileg. MI/M Irfan.
Jakarta: Dua saksi dari pihak pemohon Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dihadirkan melalui telekonferensi. Kedua saksi bernama Yuli dan Amelia berada di Fakultas Hukum Universitas Jember, Jawa Timur.
Perkara Perindo tersebut tercatat di nomor 139-09-14/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019. Pemohon menghadirkan tiga saksi untuk perkara tersebut, namun hanya satu saksi yang bisa hadir di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta.
Telekonferensi ditayangkan di ruang sidang saat Yulia dan Ameli bersumpah. Hakim Arief Hidayat meminta petugas mengambil sumpah dua saksi itu.
"Ada dua orang ibu yang akan disumpah dulu, yang pertama Ibu Yuli, sekaligus Ibu Amelia, ada petugas bawa Alquran? Ibu nanti melafalkan sumpah ya," kata Arief di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Juli 2019.
Kemudian keduanya mengucapkan sumpah secara Islam yang dipandu Hakim Anwar Usman.
"Pemohon ikuti saya ya, bismillah. Demi Allah saya bersumpah sebagai saksi akan berikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya," kata Anwar diikuti Yulia dan Amelia.
Baca: Para hakim MK Larang Kesaksian Konon Kabarnya
Dalam pokok gugatannya, Perindo menggugat Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena dinilai mengurangi suara Perindo di Dapil Jember III. Bunyi pokok permohonan itu ialah perolehan suara yang berbeda disebabkan karena input suara DAA1 yang berbeda dengan perolehan suara hasil hitung C1 yang terjadi di seluruh tempat pemungutan suara (TPS).
"Dengan demikian terbukti kecurangan yang terstruktur karena seragam oleh hampir seluruh petugas TPS di Desa Kebon Sari, Desa Sumber Sari dan Desa Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember," bunyi permohonan itu.
Salah satu poin petitumnya, pemohon meminta agar KPU menghitung ulang perolehan data C1 Plano hologram yang berada dalam kotak bersegel. Perindo juga meminta KPU menetapkan hasil perolehan suara yang benar di dapil Jember III.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((DRI))
Perkara Perindo tersebut tercatat di nomor 139-09-14/PHPU.DPR-DPRD/XVII/2019. Pemohon menghadirkan tiga saksi untuk perkara tersebut, namun hanya satu saksi yang bisa hadir di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta.
Telekonferensi ditayangkan di ruang sidang saat Yulia dan Ameli bersumpah. Hakim Arief Hidayat meminta petugas mengambil sumpah dua saksi itu.
"Ada dua orang ibu yang akan disumpah dulu, yang pertama Ibu Yuli, sekaligus Ibu Amelia, ada petugas bawa Alquran? Ibu nanti melafalkan sumpah ya," kata Arief di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Juli 2019.
Kemudian keduanya mengucapkan sumpah secara Islam yang dipandu Hakim Anwar Usman.
"Pemohon ikuti saya ya, bismillah. Demi Allah saya bersumpah sebagai saksi akan berikan keterangan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya," kata Anwar diikuti Yulia dan Amelia.
Baca: Para hakim MK Larang Kesaksian Konon Kabarnya
Dalam pokok gugatannya, Perindo menggugat Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena dinilai mengurangi suara Perindo di Dapil Jember III. Bunyi pokok permohonan itu ialah perolehan suara yang berbeda disebabkan karena input suara DAA1 yang berbeda dengan perolehan suara hasil hitung C1 yang terjadi di seluruh tempat pemungutan suara (TPS).
"Dengan demikian terbukti kecurangan yang terstruktur karena seragam oleh hampir seluruh petugas TPS di Desa Kebon Sari, Desa Sumber Sari dan Desa Karangrejo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember," bunyi permohonan itu.
Salah satu poin petitumnya, pemohon meminta agar KPU menghitung ulang perolehan data C1 Plano hologram yang berada dalam kotak bersegel. Perindo juga meminta KPU menetapkan hasil perolehan suara yang benar di dapil Jember III.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((DRI))
BERITA TERKAIT
