Jakarta: Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa terkejut dengan hasil hitung cepat yang diraih partainya. Ia menduga kasus korupsi yang menimpa eks Ketum PPP Romahurmuziy menjadi salah satu sebab perolehan suara PPP menukik.
"Entah black campaign segala macam. Termasuk kasusnya saudara Rommy, jadi titik masuk," kata Suharso usai pertemuan di Restoran Pelataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 18 April 2019.
Mayoritas lembaga survei mencatat perolehan suara PPP hanya terpaut tipis dari ambang batas parlemen. Suharso menyebut hasil itu mengejutkan pengurus partai berlambang kakbah itu.
"Memang mengejutkan. termasuk kita dihabisin di daerah lumbung suara kita," ujarnya.
Suharso mengatakan PPP banyak kehilangan suara di daerah-daerah yang menjadi basis mereka. Menurut Suharso, suara PPP banyak berada di daerah yang memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
"Saya enggak tau apa yang kita alami di lumbung suara kita. Saya kira itu money politic luar biasa," ujarnya.
Merosotnya suara PPP, kata dia, terjadi cukup signifikan di Jawa Barat, seperti Tasikmalaya dan Garut. Perolehan suara PPP juga merosot di Jakarta.
"Jakarta kan sebenarnya kita ini punya tiga kursi. Tapi tetap masih melekat partai (pendukung) penista agama dimainkan terus," ujarnya.
PPP memang menjadi salah satu partai yang diprediksi tetap lolos ke Parlemen di Pileg 2019. Namun, perolehan suara PPP turun drastis. Lembaga survei Indobarometer misalnya, mendapati elektabilitas PPP hanya di angka 4,34 berdasarkan hasil hitung cepat. Sementara, Litbang Kompas menemukan suara PPP versi hitung cepat hanya sekitar 4,60 persen.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))