Bukti Kecurangan TSM Kubu Prabowo Dinilai Tak Kuat
Diskusi pemilu - Medcom.id/Candra Yuri Nuralam.
Jakarta: Direktur Eksekutif Kode Inisiatif Very Junaedi menilai bukti dan dalil yang dipaparkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) pilpres di Mahkamah Konstitusi sangat lemah. Buki dan dalil itu belum bisa membuktikan adanya kecurangan secara terstruktur, sistematif, dan masif (TSM).
"Kami menilai tidak cukup melihat adanya bukti yang kuat adanya pelanggaran TSM," kata Very di D Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juni 2019.
Very mengaku beberapa bukti yang dihadirkan kubu Prabowo mengindikasikan adanya pelanggaran pemilu. Namun, kebanyakan dari data yang didatangkan kubu Prabowo terlambat dibahas.
"Kalaupun adanya dalil dugaan pelanggaran iya ada. Itu pun saat faktanya muncul sudah ditindaklanjuti oleh Bawaslu dan penyelenggara KPU," ujar Very.
Beberapa gugatan kubu Prabowo juga dinilai salah tempat. Salah satunya tudingan keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak netral saat membela Joko Widodo.
(Baca juga: Ahli Hukum: Prabowo Akan Kalah di MK)
"Contohnya kasus Mendagri dan Ganjar Pramono yang disebut itu bukan pelanggaran pemilu. Itu cuma netralitas ASN. Itu urusan Kemenpan-RB," tutur Very.
Very menjelaskan, setidaknya, untuk membuktikan adanya kecurangan secara TSM, seluruh fakta harus dipaparkan secara berkesinambungan. Fakta tidak bisa dipaparkan secara acak.
Hal itu tidak dilakukan oleh kubu Prabowo. Seluruh fakta dan dalil yang dipaparkan selama sidang sama sekali tidak berkaitan antara satu dengan lainnya.
Berdasarkan analisisnya, dia memprediksi dalil dan fakta kubu Prabowo tidak akan meyakinkan hakim MK. Dia yakin, seluruh proses sidang PHPU tidak akan mengubah hasil.
"Tidak terlihat adanya keterkaitan antar satu fakta dengan fakta yang lain. Seharusnya fakta TSM itu ujungnya berdampak terhadap hasil pemilu," tandas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((REN))
"Kami menilai tidak cukup melihat adanya bukti yang kuat adanya pelanggaran TSM," kata Very di D Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juni 2019.
Very mengaku beberapa bukti yang dihadirkan kubu Prabowo mengindikasikan adanya pelanggaran pemilu. Namun, kebanyakan dari data yang didatangkan kubu Prabowo terlambat dibahas.
"Kalaupun adanya dalil dugaan pelanggaran iya ada. Itu pun saat faktanya muncul sudah ditindaklanjuti oleh Bawaslu dan penyelenggara KPU," ujar Very.
Beberapa gugatan kubu Prabowo juga dinilai salah tempat. Salah satunya tudingan keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak netral saat membela Joko Widodo.
(Baca juga: Ahli Hukum: Prabowo Akan Kalah di MK)
"Contohnya kasus Mendagri dan Ganjar Pramono yang disebut itu bukan pelanggaran pemilu. Itu cuma netralitas ASN. Itu urusan Kemenpan-RB," tutur Very.
Very menjelaskan, setidaknya, untuk membuktikan adanya kecurangan secara TSM, seluruh fakta harus dipaparkan secara berkesinambungan. Fakta tidak bisa dipaparkan secara acak.
Hal itu tidak dilakukan oleh kubu Prabowo. Seluruh fakta dan dalil yang dipaparkan selama sidang sama sekali tidak berkaitan antara satu dengan lainnya.
Berdasarkan analisisnya, dia memprediksi dalil dan fakta kubu Prabowo tidak akan meyakinkan hakim MK. Dia yakin, seluruh proses sidang PHPU tidak akan mengubah hasil.
"Tidak terlihat adanya keterkaitan antar satu fakta dengan fakta yang lain. Seharusnya fakta TSM itu ujungnya berdampak terhadap hasil pemilu," tandas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
((REN))
BERITA TERKAIT
