Jakarta: Calon presiden (capres) Prabowo Subianto berjanji akan menurunkan biaya listrik jika memenangkan Pilpres 2019 dalam 100 hari. Dia mendapatkan hitungan itu dari pakar ekonominya di Koalisi Indonesia Adil Makmur, Rizal Ramli.
Prabowo menyebut mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia itu dan para ahli serta pakarnya telah menyiapkan rancangan penurunan harga listrik. Dia pun percaya hal ini bisa dilakukan.
"Saya tanya bisa enggak turun listrik? Saya tanya berapa lama? Hitungan satu setengah tahun? Tidak, 100 hari pertama," kata Prabowo dalam kampanye terbuka di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu, 7 April 2019.
Dia memastikan Rizal Ramli tidak bercanda dalam membuat perhitungan ini. "Bung Rizal jangan ngarang kamu. Saya mau bicara di Senayan. Jangan sampai bohong," kata dia.
Prabowo pun menyindir mengapa harga listrik kini tidak bisa turun. Menurut dia, ada pihak yang mengambil untung dalam penyediaan listrik untuk rakyat. "Kenapa selama ini tinggi? Biasa, banyak yang minta setoran," pungkas dia.
Prabowo berorasi didepan pendukungnya selama 45 menit. Masa pendukung Prabowo dan calon wakil presiden Sandiaga Uno telah berdatangan sejak tengah malam.
Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberi sinyal akan menurunkan tarif listrik bagi golongan pelanggan nonsubsidi. Pasalnya, beberapa paramater yang menjadi penentu tarif listrik dalam tiga bulan terakhir mengalami penurunan.
"Kecenderungan sekarang turun," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy N Sommeng saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 14 Februari 2019.
Menurut dia, tiga parameter yang dimaksud adalah harga minyak Indonesia (ICP) yang turun, inflasi yang terkendali, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang stabil. Jika terjadi perubahan pada tiga parameter ini, tarif listrik pelanggan nonsubsidi akan dievaluasi.
Baca: Tarif Listrik PLN Bisa Lebih Murah setelah 2023
"Nah kalau kita lihat secara positif bahwa ada perubahan di parameter parameter ini, kan bisa kita lihat bahwa bisa (turun), tetapi kan kita tergantung kepada korporasi," sebut dia.
Melihat perubahan ICP ditetapkan setiap bulan, Andy menambahkan seharusnya perubahan tarif listrik tidak perlu dilakukan tiga bulan sekali. Tiga bulan menurut dia terlalu lama.
"Ya enggak lah ya kan analoginya dengan harga minyak, kalau dulu kan harga minyak MOPS itu tiap bulan, kita melihat dari harga perubahannya jadi enggak terlalu lama, kalau tiga bulan kelamaan lho sebenarnya," tukas dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((OGI))