Jakarta: Video yang memperlihatkan kaca jendela rumah seorang warga pecah, beredar di media sosial. Kerusakan itu dilaporkan terjadi karena dilempar batu oleh simpatisan calon anggota legislatif (
caleg) DPRD
Lombok Tengah Dapil IV yang menduga ada tindak kecurangan saat
pencoblosan.
Dalam rekaman berdurasi singkat yang dilihat, kaca jendela salah satu rumah warga di Dusun Kangi, Desa Penujak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), pecah karena dilempar batu oleh simpatisan caleg.
Suasana di lokasi kejadian tampak tidak kondusif. Sejumlah aparat keamanan dan warga terlihat hadir untuk mengamankan peristiwa yang terjadi pada Rabu, 14 Februari 2024, sekitar pukul 21.00 Wita.
Caleg Sempat Ngamuk di TPS
Tak hanya simpatisannya, berdasarkan informasi yang dihimpun Medcom.id, caleg yang bersangkutan juga membanting meja kotak suara di TPS 21 Dusun Pedukuhan Kangi ketika proses pemungutan suara berlangsung.
Setelah ditelusuri, caleg tersebut adalah Lalu Zulyadaini dari
Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Lalu mengaku geram lantaran sempat menemukan kecurangan yang dilakukan tim sukses caleg lain dengan cara mengarahkan ibu-ibu mencoblos calon yang mereka dukung.
Lalu bersama simpatisannya lantas menuntut perhitungan suara dihentikan. Situasi semakin memanas ketika Lalu bertemu dengan tim sukses caleg yang diduga melakukan kecurangan. Para simpatisan Lalu kemudian mendatangi rumah timses caleg tersebut dan melakukan aksi pengrusakan.
Pelaku dan Pemilik Rumah Berakhir Damai
Kapolres Lombok Tengah, AKBP Iwan Hidayat, mengonfirmasi adanya aksi pengrusakan kaca jendela rumah warga di Dusun Kangi. Iwan mengungkapkan aksi tersebut dipicu karena ada kesalahpahaman antarpendukung.
“Ada salah paham dari kedua pihak. Simpatisan salah satu partai ditengarai melakukan sejumlah arahan yang menyinggung partai. Sempat terjadi juga pelemparan tadi malam,” ujar Iwan kepada wartawan.
Pelaku maupun korban yang rumahnya dirusak diketahui masih memiliki hubungan keluarga. Oleh karenanya, Iwan mempertemukan kedua belah pihak untuk melakukan mediasi. Pelaku dan korban berakhir sepakat mengambil jalur damai dan saling memaafkan.
“Keduanya punya hubungan keluarga, makanya kita pertemukan untuk damai,” kata Iwan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WAN))