Jakarta: Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan menyebut film Dirty Vote mampu mengungkapkan berbagai kecurangan Pemilu yang dilakukan secara masif, terstruktur dan terencana.
Hasto mengatakan, Dirty Vote menyuarakan kebenaran dinamika politik di lapangan. Film ini merupakan kritik terhadap Presiden Jokowi dan penyelenggara pemilu. Masyarakat, kata Hasto, berharap Pemilu yang berjalan demokratis dan jurdil dapat diwujudkan.
"Film ini mampu mengungkapkan berbagai kecurangan Pemilu yang dilakukan secara masif, bahkan campur tangan kekuasaan istana sangat terasa kental," kata Hasto.
Dia mengungkapkan, film tersebut menampakkan kuatnya rekayasa pemilu yang diawali dengan manipulasi hukum di MK, keberpihakan penguasa melalui penunjukkan PJ Kepala daerah yang ditempatkan sebagai hak prerogatif presiden, melupakan proses yang seharusnya demokratis.
"Desain kecurangan Pemilu dilakukan dari hulu-hilir. Tekanan terhadap kepala daerah, kepala dinas, kepala desa, hingga kelompok demokrasi oleh oknum TNI Polri yang seharusnya bertindak netral, hingga penyalahgunaan anggaran negara melalui bansos," kata Hasto.
Hasto menyebut, berbagai fakta yang diuangkapkan dalam film Dirty Vote mewakili berbagai tekanan yang dialami Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan.
"Dalam pertimbangan akal sehat, nurani, dan moral, kami sungguh tidak menyangka. Berbagai rekayasa kecurangan tersebut sangat merugikan Ganjar-Mahfud," ujarnya.
Menurut Hasto, Pemilu otomatis akan berjalan damai apabila kecurangan sirna. PDI Perjuangan percaya, bahwa Pemilu mengandung kesakralan karena suara rakyat adalah suara Tuhan.
"Karena itulah bagi siapapun yang melakukan manipulasi Pemilu, dan mengerahkan seluruh elemen kekuasaan untuk kecurangan masif, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat. Satyam Eva Jayate," katanya
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((FZN))