Jakarta: Sutradara film
Dirty Vote Dandhy Dwi Laksono mengungkap alasan kenapa film Dirty Vote dirilis saat masa tenang Pemilu 2024 yakni pada 11-13 Februari 2024.
Dandhy menyebut tujuan ditayangkan
film ini di masa tenang adalah agar bisa menciptakan ruang diskusi yang luas jelang pemungutan suara. Ia mengajak masyarakat untuk menonton film ini tanpa memandang pilihan politik tertentu.
“Ada saatnya kita menjadi pendukung capres-cawapres. Tapi hari ini, saya ingin mengajak setiap orang untuk menonton film ini sebagai warga negara,” kata Dandhy.
Dhandy berharap bahwa film ini dapat menjadi alat refleksi yang penting bagi masyarakat di tengah suasana tenang jelang pemilihan presiden.
Melalui film ini, Dandhy juga ingin memberikan edukasi kepada publik mengenai berbagai bentuk kecurangan dalam pemilu. Kecurangan tersebut termasuk penggunaan dana desa, peningkatan anggaran bansos jelang pemilu, dan berbagai strategi manipulasi lainnya.
Selain itu, Zainal Arifin Mochtar melalui film Dirty Vote mengatakan, ia ingin penayangan film Dirty Vote saat masa tenang Pemilu 2024 ini juga digunakan sebagai landasan untuk melakukan penghukuman terhadap pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
Diketahui sebelumnya, film Dirty Vote ini adalah film dokumenter yang disutradarai oleh Dandhy Laksono, film ini mengungkapkan metode praktik
kecurangan yang bisa saja terjadi dalam
Pemilu 2024.
Ada tiga tokoh utama yang mengungkapkan praktik kecurangan dalam pemilu. Mereka adalah para pakar hukum yakni Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.
Dalam film berdurasi 1 jam 57 menit tersebut, mereka memaparkan bagaimana alat kekuasaan dimanfaatkan untuk memenangkan pemilu, meski praktik tersebut melanggar dan merusak demokrasi.
Sejak pertama kali penayangannya pada Minggu, 11 Februari 2024 lalu di YouTube PSHK Indonesia, film Dirty Vote ini sudah ditonton sebanyak 7,5 juta penonton.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((SUR))