Jakarta: Analis politik Exposit Starategic Arif Susanto menyoroti dinamika elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden menjelang hari pencoblosan Pilpres 2019. Ia menyimpulkan beragam hasil survei yang ada menunjukkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih unggul dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Bahwa Jokowi-Ma'ruf mengungguli Prabowo-Sandi dengan selisih dua digit dan angka undecided voters terus menurun," kata Arif dalam diskusi di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 25 Maret 2019.
Arif mengatakan adanya perbedaan hasil survei merupakan hal yang lumrah dalam kontestasi demokrasi. Paling penting, surveyor tidak memanipulasi data dalam melakulan jajak pendapatnya.
Arif juga melihat, selisih elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo masih lebih besar ketimbang Pilpres 2014. Kala itu, pembacaan hasil survei terhadap Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya terpaut 6,3 persen ketimbang Prabowo-Hatta Rajasa.
"Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berjarak lebar dibandingkan tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah," ujarnya.
Baca: Survei: Prabowo-Sandi Belum Berpengalaman
Namun, ia menilai persepsi kondisi politik, ekonomi, dan hukum secara umum bisa punya pengaruh signifikan dalam Pilpres kali ini. Terutama, di kelompok pemilih usia produktif. Adanya jarak antara tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah dengan elektabilitas mengindikasikan keraguan terhadap petahana.
Ia menilai ada tiga faktor yang mempengaruhi situasi tersebut. Pertama, lemahnya public relation pemerintah. Kedua, buruknya penegakan hukum, dan beredarnya kampanye negatif dan hoaks.
Bagi Arif, catatan untuk kubu petahana yakni terkait militansi pendukung. Ia membaca militansi pendukung Jokowi-Ma'ruf masih kalah ketimbang Prabowo-Sandi. Melawan situasi ini, kata dia, harus dengan cara menonjolkan kreativitas dalam berkampanye. "Kreativitas lebih diterima pemilih cerdas," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))