Jakarta: Tren elektabilitas
bakal calon presiden Prabowo Subianto mengalami penguatan berdasarkan survei Lembaga Polling Institue. Elektabilitas Prabowo menyentuh selisih hampir 10 persen dengan pesaing terdekatnya Prabowo Subianto.
"Selisih elektabilitas
Prabowo dan Ganjar, di survei ini Prabowo unggul, keunggulannya lumayan antara 8 sampai 9,6 persen" kata Direktur Executive Polling Institute Kennedy Muslim di Jakarta, Minggu, 10 September 2023.
Simulasi Polling Institute terhadap 2 nama
head to head Prabowo vs Ganjar, menemukan keunggulan Prabowo dengan elektabilitas 47,9 persen sedangkan Ganjar 38,3 persen. Sedangkan responden yang tidak menjawab (
unidentified voter) sebesar 13,8 persen.
Kenedy menjelaskan, keunggulan ini setelah deklarasi bergabungnya
Partai Golkar dan PAN ke koalisi Indonesia Bersatu yang berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Jadi ada penguatan kembali Prabowo pasca deklarasi PAN dan Golkar", kata Kennedy.
Peneliti Indonesia dari Harvard University, Amerika Serikat, menanggapi temuan ini temuan ini dekat hasil survei lapangan dari lembaga-lembaga survei lainnya pada bulan Mei dan Juni 2023.
"Kalau dibandingkan dengan hasil survei lain, ini dekat dengan hasil simulasi 2 nama di survei yang masuk lapangan bulan Mei atau bulan Juni. Bulan Juli ada beberapa survei lain yang gap lebih kecil, 6 atau 4 persen. Ini lebih seperti yang dilihat di Mei dan Juni" kata peneliti Indonesia dari Harvard University, Seth Soderborg.
Sementara itu, jika Prabowo berhadapan (
head to head) dengan Anies Baswedan, keunggulannya lebih kuat lagi, dengan selisih elektabilitas 30 persen. "Kemudian dari 2 nama, Prabowo vs Anies, ini lebih jauh unggul Prabowo, ketimbang Prabowo vs Ganjar.
Menurut Kennedy, simulasi Prabowo vs Ganjar bisa memproyeksikan jika terjadi putaran kedua, di mana Prabowo melajut ke putara 2 melawan Anies Baswedan. Hal ini karena akan terjadi pergesaran dukungan dimana pendukung Ganjar akan beralih ke Prabowo.
"Ini asumsi kalau ada misalnya putaran kedua, dan pasangan prabowo dan anies yang maju ke putaran kedua, ini memang selisih lebih jauh lagi sekitar 30 persen, asumsi kita pendukung Ganjar lari ke Prabowo sebagian besar." kata Kennedy.
Pada simulasi
head to head Prabowo vs Anies, Prabowo mampu meraih elektabilitas 56 persen. Sedangkan Anies hanya 26 persen. Selisihnya 20 persen dengan responden yang tidak menjawab dan tidak tahu sebanyak 18,1 persen.
Menanggapi Peralihan dukungan jika terjadi putaran kedua dimana, Prabowo akan melawan Anies, Seth Soderborg mengatakan fenomena ini sudah banyak terlihat pada hasil survei lembaga lain.
"sudah banyak survei menemukan efek tersebut, dimana jika terjadi putaran kedua, kebanyakan pendukung Ganjar akan beralih ke Prabowo" kata Seth Soderborg.
Polling Institute melakukan survei telepon dengan populasi responden survei adalah warga negara Indonesia (WNI) berusia minimal 17 tahun atau atau sudah menikah (83 persen populasi penduduk Indonesia menurut Badan Pusat Statistik).
Total sampel dalam survei ini adalah 1.201 responden, dengan
margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilangsungkan 21-23 Agustus 2023, sebelum pendeklarasian pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Artinya hasil survei tidak merekam efek dari deklarasi tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((WHS))