Jakarta: Polri menjamin tak akan ada kericuhan jelang pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Masyarakat diminta tetap tenang menanggapi sejumlah informasi yang berkembang.
"Kita jamin aman. Polisi di-
back up oleh TNI meyakinkan semua wilayah NKRI, Insyaallah aman," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Muhammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Mei 2019.
Baca: Silaturahmi Bogor Diharapkan Dinginkan Tensi Politik
Iqbal mengimbau masyarakat yang akan berunjuk rasa tetap mematuhi Undang-undang yang berlaku. Penyampaian pendapat tak boleh menyebabkan kericuhan dan merusak persatuan.
"Penyampaian pendapat di muka umum itu tidak absolut, ada batasan-batasan, menghormati hak asasi orang, memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa dan sebagainya," tegas Iqbal.
Iqbal meminta masyarakat tak mudah percaya dengan informasi provokatif yang beredar di media sosial. Polisi pun akan bekerja maksimal mengidentifikasi penyebar informasi tersebut.
"Prinsip institusi kepolisian itu selalu tidak boleh
under estimate. Kita kan ada petugas patroli siber yang tugasnya melakukan
profiling, mengidentifikasi ini siapa yang menyebar konten ini, motifnya apa," ujarnya.
TNI-Polri bakal menerjunkan 32 ribu personel di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dua hari sebelum (H-2) pengumuman hasil pemilihan umum, 22 Mei 2019. Pengamanan untuk mengantisipasi ancaman teror saat KPU merekapitulasi suara.
"Artinya tanggal 20 (Mei) sudah siap semua. Fokus pada pengamanan KPU dan Bawaslu," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin, 13 Mei 2019.
Baca: Aktivis 98 Menginap di KPU Meski Belum Kantongi Izin
Sebelumnya, terduga teroris anggota Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Lampung dan JAD Bekasi mengaku akan menyerang KPU saat rekapitulasi. "Dia (JAD) bisa melakukan serangan sebelum tanggal 22 (Mei) maupun saat tanggal 22 (Mei) itu sendiri. Momen ketiga itu pasca-pengumuman. Makanya, kita tetap fokus pengamanan hasil pileg dan pilpres secara nasional," kata Dedi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((DRI))