Jakarta: Presiden Joko Widodo menggagas Kartu Prakerja. Satu dari tiga 'kartu sakti' baru Jokowi ini dinilai langkah jitu pemerintah menjawab tantangan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di era disruptif teknologi.
"Kartu prakerja ini bentuk jawaban atas kebutuhan generasi milenial dalam industri kreatif. Ini penting mengingat pekerjaan konvensional mulai bergeser ke industri kreatif seiring perkembangan zaman, " kata Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin Misbakhun, di Jakarta, Sabtu 2 Maret 2019.
Dia menilai generasi milenial yang siap menghadapi dunia kerja era sekarang perlu disikapi langkah inovatif. Sebab pengetahuan yang didapat dari pendidikan formal dirasa belum cukup.
Baca juga:
Anggaran Kartu Sakti Teranyar Jokowi Masuk APBN 2019
Menurut Misbakhun profesi dengan kreativitas tinggi butuh waktu untuk bertransisi, misalnya fotografer atau desainer. Karenanya Kartu Prakerja yang memberikan tunjangan selama masa tertentu akan membantu para pencari kerja saat mengikuti pelatihan.
"Dengan kartu Pra Kerja, kelompok milenial akan diberikan bantuan sebagai bentuk meringankan beban orang tua. Mampu mengakomodasi minat bakat anak muda di industri kreatif serta menghilangkan stigma bahwa pekerjaan industri kreatif tidak menjanjikan ketimbang yang konvensional," tutur dia.
Sementara itu, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo sempat menyosialisasikan Kartu Prakerja di sela-sela ngopi bareng anak muda milenial di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dia menyebut kartu ini disiapkan bagi anak muda lulusan SMA, SMK, sampai alumnus politeknik atau perguruan tinggi.
"Inilah yang nanti kartunya disiapkan kemudian ditraining sesuai dengan keterampilan masing-masing," kata Jokowi.
Baca juga:
Kartu Prakerja Diyakini Jadi Solusi bagi Penganggur
Jokowi berjanji generasi muda ini akan dilatih oleh instruktur kompeten dengan kualifikasi yang baik. "Sehingga begitu lulus training, gampang sekali masuk dunia kerja. Kalau belum dapat pekerjaan, kartu itu akan memberikan honor, kayak gaji, tapi jumlahnya masih kita rahasiakan," kata Jokowi.
Senada, Peneliti Senior LPEM UI Muhammad Dian Revindo juga menilai Kartu Prakerja adalah hal yang baik dan bisa diaplikasikan. Kartu ini juga dianggap lebih transparan dalam penggunaan anggaran karena mensyaratkan para pemegang kartu mengikuti pelatihan guna mendapatkan tunjangan yang diterima dalam bentuk uang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((MEL))