Hal ini membuat semua pabrikan yang punya produk kendaraan niaga memberi perhatian khusus di sektor purna jual. Seperti yang dilakukan Isuzu yang memastikan terus fokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen akan kendaraan yang prima. Apalagi, sebagian besar konsumen mereka adalah pelaku usaha. Saat membeli kendaraan komersial, konsumen bukan sekadar membeli mobil, tetapi membeli barang kerja atau barang modal.
“Kami wajib memastikan mobil itu selalu menghasilkan uang bagi konsumen. Bahkan, hingga menyiapkan mekanik dan suku cadang di tempat konsumen beroperasi,” ujar Chief Operation Officer PT Astra International Tbk-Isuzu Sales Operation (Astra Isuzu), Yohanes Pratama saat ditemui jelang penutupan pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD-City, Tangerang, Sabtu (20/11/2021).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca Juga:
SPG di Pameran Otomotif, Lelah Tapi Menyenangkan?

Yohanes menjelaskan, saat menjual kendaraan, tim sales Astra Isuzu kini ditemani sales service consultant (SSC). Hal itu diperlukan karena saat membeli kendaraan, konsumen Isuzu memperhitungkan biaya operasional, suku cadang, service, yang semuanya berdampak besar bagi roda bisnis perusahaan.
Dari informasi yang digali itu, barulah tim SSC memberi masukan kendaraan apa yang tepat dibutuhkan konsumen hingga perawatan kendaraan secara komprehensif. Paling tidak, dengan pola ini konsumen bisa menghemat 15-20%. Contohnya, dengan memanfaatkan fasilitas free mechanic on site, konsumen bisa hemat sekitar Rp 20 juta per bulan.
APM yang memboyong brand Jepang ini ingin mengubah pemikiran, bahwa saat menjual kendaraan, semestinya tim pemasaran juga memberi masukan produk terbaik bagi konsumen, termasuk masukan dalam pemenuhan kebutuhan perawatan kendaraan dan penanganan keluhan.