Jakarta: Indonesia merayakan Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September 2020. Haornas 2020 dinilai bisa menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas olahraga dalam negeri.
Meski antusiasme masyarakat terhadap olahraga cukup tinggi, hal tersebut tak dibarengi dengan pengembangan talenta muda yang memadai. Meski hal ini selalu diangkat setiap tahun, tidak ada pembenahan berarti yang dilakukan.
Antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap olahraga juga bisa menjadi lahan bisnis yang menguntungkan. Namun, infratruktur Indonesia dinilai kurang memadai dan bisa menjadi perhatian bagi pemerintah.
Oleh karena itu, Partai NasDem melalui Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga, Moh. Haerul Amri mendorong pemerintah bersama seluruh stakeholder dan seluruh potensi yang ada, khususnya bagi pada pengurus dan kader partai NasDem di seluruh Indonesia, untuk bersama-sama memikirkan dan mengambil bagian dalam memajukan olahraga di tanah air sehingga mampu menjadi penggerak ekonomi dan menjadi kebanggaan bagi generasi emas kita untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Investasi Olahraga
Olahraga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia, khususnya bagi para pemuda. Arti penting olahraga bukan hanya dilihat dari efek kesehatan dan kebugaran tubuh yang menjadi manfaat utama olahraga, melainkan lebih pada hal yang sangat strategis bagi kemaslahatan masyarakat dan kemajuan suatu negara dari penyelenggaraan kegiatan olahraga. Lihat, misalnya, majunya negara-negara Eropa yang digerakkan oleh penyelenggaraan event sepakbola yang sangat spektakuler. Sepakbola menjadi magnet utama bagi negara-negara Eropa untuk menarik investasi besar, kegiatan pariwisata, dan sirkulasi uang yang sangat besar.
Investor sepak bola di sana tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi berasal dari sumber daya besar dari seluruh dunia. Kegiatan sepak bola, trickle down effect-nya tidak hanya pada penyelenggaraan eventnya, melainkan ada dukungan sekolah bola, pelatihan bola, transfer pemain, dan perdagangan jersey dan souvenirnya.
Hal yang sama terjadi dengan berbagai cabang olahraga bergengsi lainnya seperti Formula 1, MotoGP, tenis, voli, golf, badminton, hockey, kriket, rugby, basket, dan baseball di Amerika. Semua cabang olahraga ini dibina dan diurus sangat serius oleh pemerintah di Eropa dan Amerika.
Mereka melakukan pembinaan sejak dini dan mendirikan sekolah-sekolah olahraga, yang tidak hanya berbasis pada praktek, tetapi juga teori dan sains. Pembinaan olahraga ini tidak hanya dilakukan oleh negara-negara di kedua benua itu saja, China sudah melakukan pembinaan serius terhadap semua cabang olahraga di negaranya sehingga tidak heran jika Negeri Tirai Bambu mampu menjadi juara umum dalam event olimpiade dan ASIAN Games.
Dana besar yang dikeluarkan oleh berbagai negara tersebut untuk pembinaan dan infrastruktur olahraga, tidak membuat negara tersebut miskin atau kekurangan budget, tetapi justru memberikan dampak ekonomi dan investasi besar bagi insdustri olahraga dan pariwisata dalam negeri.
Apakah Indonesia bisa?
Pertanyaan ini menjadi tantangan besar bagi kita yang memiliki jumlah populasi terbesar ke-4 di dunia. Artinya, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang melimpah, ditambah dengan bonus demografi dengan jumlah pemuda sebanyak 85,4 juta (statistik tahun 2019).Jumlah pemuda yang besar ini seharusnya menjadi potensi luar biasa bagi pengembangan olahraga Indonesia. Hanya butuh keseriusan dan kerja keras bagi pemerintah bersama seluruh stakeholder yang ada untuk mendukung pengembangan olahraga.
Apalagi, olahraga dan pemuda sudah menjadi satu nomenklatur di sistem pemerintahan kita. Sisanya, perlu ada sinkronisasi keduanya atau tidak terpisah antara program kepemudaan dan keolahragaan, dan dukungan lintas sektor pemerintah, swasta, termasuk BUMN-BUMD di dalamnya yang berkolaborasi melakukan pembinaan olahraga.
Keterlibatan swasta sangat penting dalam membangun olahraga sehingga tidak hanya mengandalkan anggaran negara, melainkan investasi secara komersial. Tidak perlu takut untuk melakukan komersialisasi olahraga jika itu bisa berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas pembinaan dan pengembangan olahraga, apalagi pemerintah memfasilitasinya secara serius.
Pembinaan generasi muda yang besar saat ini harus berbasis pada skill yang harus diarahkan sebesar-besarnya untuk menguasai olahraga melalui penelusuran minat dan bakat sejak usia dini.
Manajemen olahraga harus baik dari hulu ke hilir, mulai dari pembinaan sejak dini, ada sekolah untuk setiap cabang olahraga, pengelolaan kejuaraannya, penghargaan dan apresiasi yang tinggi terhadap para atlet, jaminan kesejahteraan bagi mantan atlet, serta pembinaan olahraga melalui sekolah, pesantren, dan institusi agama seperti masjid, gereja, vihara, pura, klenteng, atau organisasi keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, Persis, PGI, KWI, PHDI, Walubi, dan sebagainya.
Endingnya, beban pembiayaan olahraga tidak hanya dipikul oleh pemerintah melalui APBN saja, tetapi dilakukan secara bersama-sama dengan cara gotong royong semua pihak, semua sektor, dan semua potensi yang ada, temasuk institusi sekolah dan agama jika memang pemerintah tidak sanggup membangun sekolah khusus bagi setiap cabang olahraga yang ada.
Hal ini harus dipikirkan dan dilakukan oleh kita semua karena olahraga tidak hanya, sekali lagi, berkaitan dengan penyelenggaraan event dan efek kebugarannya saja, tetapi jauh lebih penting bisa menggerakkan ekonomi, industri, dan pariwisata. Mungkin, ini yang menjadi spirit kita bersama tahun ini dengan mengusung tema “Sport Science, Sport Tourism, dan Sport Industry.”
Artinya, olahraga harus digerakkan melalui sains (sekolah/ pendidikan) yang akan menjadi industri dan pariwisata yang mensejahterakan masyarakat dan membesarkan bangsa kita. Meskipun dalam kondisi pandemi saat ini, pembinaan dan pengembangan olahraga harus tetap serius dilakukan. Bahkan, bisa menjadi momentum memperkuat keduanya.
Olahraga Jaya, Indonesia Hebat!
Kita sudah memiliki Sirkuit MotoGP di Mandalika Lombok NTB, tinggal melakukan pembinaan dan membangun sekolah bagi para calon rider hebat kita sehingga kita tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga petarung yang disegani.Begitu juga dengan cabang-cabang olahraga lainnya, mari kita bangun, kita bina, dan kita dukung secara gotong royong untuk membuat sejarah bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang patut disegani.
Bukan hanya dikenal sebagai negara dengan populasi terbesar dunia, negara Muslim terbesar dunia, negeri katulistiwa dengan hamparan pulau, hutan tropis, dan kekayaan rempah-rempahnya, tetapi ini semua harus menjadi pendukung bagi bangkit dan majunya olahraga Indonesia.
Salam Olahraga, “Olahraga Jaya, Indonesia Hebat!”
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id