Roberto Baggio. (CRIS BOURONCLE / AFP)
Roberto Baggio. (CRIS BOURONCLE / AFP)

Legend! Roberto Baggio Si Buntut Kuda Kebanggaan Italia

Kautsar Halim • 05 April 2021 07:10
Legend! Roberto Baggio mungkin paling mudah diingat lewat gaya rambut buntut kudanya yang nyentrik dan sebagai penyebab kegagalan Italia memenangkan final Piala Dunia 1994. Namun sejatinya, masih banyak hal menarik lain dari lika-liku perjalanan karier Il Divin Codino--julukan Baggio. 
 
Lahir di Caldogno, Venoto pada 18 Februari 1967 silam, Baggio merupakan anak keenam dari delapan bersaudara atas pasangan Matilde dan Fiorindo. Dia bisa dipastikan tidak punya hubungan darah dengan Dino Baggio yang merupakan mantan rekan setimnya di timnas Italia.
 
Satu-satunya anggota keluarga Baggio yang berprofesi sebagai pesepak bola hanyalah adik terkecilnya yang bernama Eddy Baggio. Meski begitu, karier Eddy tidak secemerlang abangnya karena dia belum pernah sekalipun tampil di Serie A.

Baggio mengawali karier profesional bersama tim muda Vicenza ketika masih berusia 13 tahun. Tapi berselang dua tahun kemudian, dia langsung dipercaya gabung dengan skuat senior berkat berbagai kontribusi sebagai gelandang serang kreatif, termasuk mencetak 110 gol dari 120 pertandingan.
 
Menjelang kontraknya habis bersama Vicenza pada Mei 1985 atau ketika berusia 18 tahun, Baggio sudah langsung dirundung masa kelam. Saat itu, dia kena tekel yang menyebabkan cedera lutut cukup parah dan dokter pun beranggapan kariernya bakal berakhir.
 
 

Menariknya, Fiorentina tetap merekrut Baggio meski cedera itu terjadi dua hari menjelang negosiasi akhir. Sambil menjalani pemulihan, Baggio juga membuat kejutan dengan memutuskan pindah agama dari Katolik Roma menjadi penganut Buddha.
 
Ajaran Buddha benar-benar dia dalami hingga ban kapten yang dikenakan pada masa mendatang dibuat berwarna biru, kuning dan merah yang merupakan simbol sekolah agamanya. Meski begitu, Baggio tetap menikahi Andreina Fabbi dengan seremoni Katolik Roma pada 1989.
 
Legend! Roberto Baggio Si Buntut Kuda Kebanggaan Italia
 
Setelah musim pertama dengan Fiorentina dihabiskan untuk pemulihan lutut, akhirnya Baggio menjalani debut tampil di Eropa ketika menghadapi Boavista di UEFA Cup (17 September 1986) dan debut di Serie A ketika melawan Sampdoria (21 September 1986). 
 
Tapi tidak lama kemudian, cedera lutut tersebut kambuh dan Baggio harus kembali menjalani operasi. Kali ini, setidaknya terdapat 220 jahitan akibat operasi dan berat badannya pun turun hingga 12 kg.
 
Baggio baru mulai bangkit pada musim 1988--1989 dengan mengantarkan Fiorentina ke perempat final Coppa Italia sambil menjadi pemain tersubur ketiga Serie A (15 gol). Selain itu, La Viola juga finis di urutan ketujuh liga domestik yang artinya berhak atas tiket UEFA Cup.
 
Semusim kemudian, Baggio jadi pencetak gol terbanyak kedua Serie A dengan koleksi 17 gol dan dan dinobatkan sebagai pemain terbaik U-23 kompetisi Eropa. Tercatat, ada 55 gol yang sudah dipersembahkan Baggio dari 136 penampilannya sejak musim 1985 hingga 1990 bersama Fiorentina.
 
 

 
Setelah itu, Baggio diboyong Juventus dengan memecahkan rekor nilai transfer dunia sebesar 8 juta poundsterling. Namun, kepindahannya sangat dibenci fans La Viola hingga akhirnya kerusuhan pecah dan melukai sekitar 50 orang di jalanan Florence.
 
Gesekan dengan pendukung Fiorentina tidak terlalu mempengaruhi performa Baggio di Juventus. Buktinya, dia mampu menyumbang 14 gol dan 12 assist pada musim pertamanya di Serie A. Tapi ketika bentrok dengan Fiorentina, Baggio menolak menjadi algojo penalti dan mengambil syal pendukung La Viola di lapangan saat menuju bangku cadangan. Situasi itu lantas menyulut gesekan baru dengan pendukung Juventus.
 
Namun, hubungan kurang harmonis Baggio dengan fans Juve tidak berlangsung lama atau hanya berlangsung sekitar semusim. Sebab ketika Bianconeri dilatih Giovanni Trappatoni pada musim keduanya, kontribusi Baggio untuk Bianconeri mulai terasa.
 
Keleluasaan ruang gerak yang diberikan Trappatoni membuat Baggio membantu Juve finis kedua di Serie A dan menjuarai Coppa Italia sambil menjadi penentu kemenangan pada fase final melawan Parma. Setelah itu, Baggio mulai diterima pendukung Juve dan bahkan dipercaya menjadi kapten tim pada musim 1992--1993.  
 
Sepanjang kalender 1993, Baggio mencatatkan 39 gol di semua kompetisi yang 23 gol di antaranya lewat Serie A, 8 gol di kompetisi Eropa dan 5 gol untuk membantu Italia lolos Kualifikasi Piala Dunia 1994.
 
Pencapaian inilah yang membuat Baggio mendapat berbagai penghargaan bergengsi, termasuk menyabet trofi Ballon d'Or, menjadi pemain terbaik Eropa, serta pemain terbaik dunia versi FIFA.
 
 

 
Timnas Italia cukup percaya diri mengarungi Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat dengan kondisi Baggio yang sedang menjalani masa keemasan. Namun, kontribusinya baru terasa ketika timnas Italia melaju ke fase gugur karena terdapat mencetak lima gol bersejarah yang dia ciptakan.
 
Baggio mencetak semua gol kemenangan Italia ketika menaklukkan Nigeria (2-1) dengan 10 pemain pada babak 16 besar. Kemudian, dia membuka keunggulan dalam kemenangan 2-1 atas Spanyol pada perempat final dan kembali mencetak sepasang gol ketika menaklukkan Bulgaria 2-1 pada semifinal.
 
Sejatinya, Baggio tidak terlalu fit ketika menghadapi Brasil di final karena cedera hamstring pada saat melawan Bulgaria. Tapi, dia tetap nekat memberanikan diri menjadi algojo ketika fase tos-tosan tak terhindarkan akibat skor kacamata tak berubah hingga perpanjangan waktu.
 
Dan momen di luar dugaan pun akhirnya terjadi. Baggio yang dikenal sebagai jagonya eksekusi penalti dan tendangan bebas malah gagal total mengarahkan bola ke gawang. Bola hasil tendangannya melambung tinggi ke atas mistar gawang sehingga Brasil keluar sebagai pemenang lewat adu penalti dengan skor 3-2.
 
Menurut otobiografinya, kegagalan itu bisa dibilang sebagai momen terkelam Baggio setelah cedera lutut yang hampir merenggut karier. Perasaan bersalah sebagai penyebab kegagalan Italia diakuinya menghantui pikiran selama bertahun-tahun hingga dia beranggapan, "Eksekusi tendangan penalti hanya meleset ketika mereka memiliki keberanian untuk mengambilnya."
 
Meski gagal membawa Italia juara, banyak pihak yang beranggapan Baggio tetap berkontribusi besar untuk Piala Dunia 1994. Gaya bermainnya yang khas dan kreatif berhasil menghibur pencinta sepak bola dan menginspirasi para pemain muda dari berbagai belahan dunia. 
 
 

 
Karier internasional Baggio masih berlanjut hingga Piala Dunia 1998 dan dia tercatat sebagai satu-satunya penggawa timnas Italia yang bisa mencetak gol di tiga edisi Piala Dunia (1990, 1994 dan 1998). Terhitung, ada 27 gol dari 56 laga yang dipersembahkan untuk timnas senior Italia meski dia tidak pernah dipercaya tampil di kompetisi Eropa. 
 
Baggio menandai gol tendangan penaltinya yang ke-300 ketika membantu Brescia menang 3-1 atas Perugia pada 15 Desember 2002. Pertandingan terakhirnya sebagai pemain profesional terjadi pada 16 Mei 2004 ketika Brescia kalah 2-4 dari AC Milan di laga pamungkas Serie A. Saat itu, para suporter yang memenuhi Stadion San Siro kompak memberikan standing ovation ketika dia digantikan pada menit ke-88.
 
Sebelum membela Brescia selama empat tahun, Baggio juga pernah berseragam Inter Milan, Bologna dan AC Milan. Tapi, hanya Fiorentina dan Juventus saja yang pernah dia perkuat selama lima tahun. Rambut buntut kudanya yang ikonik sudah dipotong semenjak membela Bologna pada musim 1997--1998 karena merasa dilahirkan kembali.
 
Setelah pensiun, Baggio ditunjuk sebagai direktur teknik Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) pada 2010 dan mengundurkan diri tiga tahun kemudian karena idenya atas pengembangan sepak bola usia muda ditolak. 
 
Belum ada informasi lebih detail tentang kesibukan Baggio saat ini. Namun yang pasti, dia sudah punya lisensi kepelatihan UEFA Pro yang membuatnya bisa melatih klub Serie A sejak 2012. Kemudian, film biografi tentangnya juga bakal dirilis Netflix dengan judul Baggio: The Divine Ponytail pada 26 Mei 2021.  (berbagai sumber)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KAH)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan