Alat pengecekan virus covid-19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) GeNose C19. Foto: dok UGM.
Alat pengecekan virus covid-19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) GeNose C19. Foto: dok UGM.

Fraksi NasDem Mendorong Kemenkes Memanfaatkan Jamu dan GeNose

Anggi Tondi Martaon • 09 Februari 2021 12:39

Mantan anggota Komisi VIII itu menyebut setidaknya ada beberapa alasan meminta Kemenkes mengutamakan GeNose C19 daripada rapid test antigen. Pertama, alat tes usap itu diimpor.
 
"Saya khawatir pengadaan rapid test antigen ini bermasalah, ada udang di balik batu karena anggaran cukup besar mencapai Rp12,5 triliun," ujar dia.
 
Baca: 2.580 Penumpang Kereta Api Gunakan Layanan GeNose

Selain itu, akurasi cukup rendah. Hal ini dibuktikan pengalamannya menggunakan rapid test antigen. "Ketika saya kena covid-19 awal Januari, rapid test antigen negatif, tapi di PCR (polymerase chain reaction) positif," kata dia.
 
Penggunaan GeNose C19 ini juga didukung oleh anggota Komisi IX Edy Wuryanto. Dia menyayangkan Kemenkes belum mengeluarkan regulasi penggunaan GeNose C19.
 
Padahal, kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, penggunaan GeNose C19 sudah diberlakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Pemanfaatan GeNose C19 diberlakukan melalui Surat Edaran (SE) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19.
 
Dia menilai GeNose C19 bisa dimanfaatkan untuk deteksi dini karena lebih efektif dan efesien. Sedangkan, diagnostik tetap harus mengacu pada penggunaan PCR swab.
 
"Maka menurut saya agar kita bsia lebih efesien dalam penggunaan testing GeNose didoronglah," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan