Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Istana Kepresidenen/Lucas
Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Istana Kepresidenen/Lucas

Hal yang Harus Dicermati Jokowi Jika Jadi Juru Damai Rusia dan Ukraina

Wandi Yusuf • 23 Juni 2022 15:59
Langkah Jokowi menjadi juru damai perang Rusia dan Ukraina disebut sudah sesuai dengan aturan. Susaningtyas juga melihat langkah Jokowi ini sudah relevan dengan konsep politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas dan aktif.
 
"Keputusan untuk mendamaikan kedua negara itu sangat baik. Apalagi, dampak perang berlarut ini mulai terimbas untuk Indonesia," kata dia.
 
Sebagai contoh, krisis pangan yang sudah ada di depan mata, semakin membebani APBN. Padahal, lanjut Susaningtyas, selama dua tahun ini saja APBN sudah babak belur dihajar pandemi covid-19.

"Jika perang Ukraina dan Rusia ini berlarut, krisis pangan dan energi dikhawatirkan bisa terjadi. Hal ini akan membuat angka kemiskinan semakin bertambah," kata dia.
 
Presiden Joko Widodo direncanakan untuk mengunjungi Kiev, Ukraina, dan Moskow, Rusia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengumumkannya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu, 22 Juni 2022.
 
"Kunjungan ke kedua negara ini merupakan kunjungan yang dilakukan dalam situasi yang masih tidak normal. Situasi saat ini masih sangat kompleks," kata Retno.
 
Baca: Menlu Pastikan Presiden Jokowi Kunjungi Ukraina dan Rusia di Akhir Juni

Meski demikian, sambung dia, Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi dalam meredakan krisis ini. Presiden Jokowi akan menjadi pemimpin Asia pertama yang melakukan kunjungan ke kedua negara tersebut di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
 
"Kunjungan presiden ini menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan dengan mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan karena perang," ucap Retno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan