Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Istana Kepresidenen/Lucas
Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Istana Kepresidenen/Lucas

Hal yang Harus Dicermati Jokowi Jika Jadi Juru Damai Rusia dan Ukraina

Wandi Yusuf • 23 Juni 2022 15:59
Jakarta: Pengamat pertahanan dan militer Susaningtyas Kertopati mengapresiasi rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi juru damai perang antara Rusia dan Ukraina. Meski begitu, ada beberapa hal yang harus dicermati dan dipelajari.
 
Pertama adalah mencermati bahwa perang Rusia dan Ukraina ini bersifat perang asimetris. Indonesia, melalui Presiden Jokowi, harus merumuskan konsep perdamaian seperti apa yang ingin diwujudkan.
 
"Kita jangan sampai meleset dalam memprediksi siapa yang memenangi perang tersebut. Sejarah menunjukkan bahwa kekuatan superior seperti Rusia ternyata bisa kalah di Afghanistan. Amerika Serikat juga kalah di Vietnam dan Afghanistan," kata Susaningtyas melalui keterangan tertulis, Kamis, 23 Juni 2022.

Dia menambahkan Jokowi harus mencermati bahwa Rusia adalah kekuatan yang superior dan Ukraina adalah kekuatan yang inferior. NATO pun berusaha menancapkan kekuasaannya di Ukraina yang secara geografis berbatasan langsung dengan Rusia.
 
Selanjutnya, Jokowi juga harus memahami fakta bahwa perbandingan kekuatan militer dan anggaran perang jelas dimiliki Rusia. Di atas kertas, kata dia, Rusia pasti ingin melaksanakan perang dalam waktu secepat-cepatnya sementara Ukraina pasti melancarkan perang berlarut. 
 
Jokowi pun harus mencermati fakta bahwa 40 persen gas Eropa berasal Rusia. Sebanyak 35 persen paladium dan 67 persen neon Amerika Serikat juga berasal dari Rusia.
 
"Patut diwaspadai oleh Pemerintah Indonesia adalah dampak perang bagi perekonomian Indonesia," kata dia. 
 
Baca: Eropa Berpaling, Rusia Cari Pasar BBM Baru di Afrika dan Timteng

Menurutnya, sejumlah langkah strategis juga harus disiapkan secara matang mengantisipasi jika kemungkinan terburuk terjadi. "Terutama untuk kondisi sosial politik di Indonesia," kata Susaningtyas.
 
Harus dicermati pula keselamatan Jokowi secara pribadi. "Karena bisa saja ada pihak yang tak suka dengan upaya perdamaian ini," ujarnya.
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan