Ilustrasi/Medcom.id
Ilustrasi/Medcom.id

Legislator Minta Wacana Pajak Karbon Dihitung Secara Saksama

M Sholahadhin Azhar • 21 Juni 2021 02:55
Jakarta: Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, meminta pemerintah menghitung secara matang wacana pajak karbon. Sebab, banyak industri bakal terdampak kebijakan tersebut, mulai sektor otomotif hingga produsen semen.
 
Mardani menyebut penghitungan secara saksama diperlukan. Sebab, industri masih terdampak pandemi. “Harus dihitung dengan saksama. Jangan malah membunuh mereka. Artinya, siapkan dulu industrinya karena masih pandemi. Penerapan kebijakan ini mestinya justru memperkuat industri bukan sebaliknya,” kata Mardani kepada wartawan, Minggu, 20 Juni 2021.
 
Baca: Pajak Sembako Premium Dinilai Berimplikasi pada Pengurangan Pekerja Restoran

Menurut dia, kebijakan tersebut memang memiliki dampak positif dari segi lingkungan. Namun, pemerintah harus memperhatikan momentum penerapan. Artinya, industri harus terlebih dahulu disiapkan.
 
Mardani mengatakan penerapan pajak karbon harus berbasis pada kesejahteraan masyarakat. Jangan digunakan untuk menambah pendapatan negara semata. Sebab, implementasinya ialah penyelamatan lingkungan.
 
“Semua harus dikaji matang, dengan berbasis kesejahteraan rakyat,” kata dia.
 
Seperti diketahui, pemerintah berencana mengenakan pajak karbon kepada wajib pajak orang pribadi dan badan atas emisi karbon dengan besaran tarif minimal Rp75 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau satuan yang setara. 
 
Dikutip dari draf RUU KUP, subjek pajak karbon adalah orang pribadi atau badan yang membeli barang yang mengandung karbon dan/atau melakukan aktivitas yang menghasilkan emisi karbon. 
 
 

Pajak karbon terutang atas pembelian barang yang mengandung karbon atau aktivitas yang menghasilkan emisi karbon dalam jumlah tertentu pada periode tertentu.
 
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) berharap agar pemerintah bersedia mendengarkan pendapat dari sektor riil sebelum memberlakukan pajak karbon.  Industri semen saat ini menghadapi tantangan kelebihan pasokan kapasitas semen hampir sebesar 55 juta ton.
 
Industri semen juga tertekan kenaikan biaya energi dengan tingginya harga batu bara dan harga bahan bakar. Selain itu, selama pandemi covid-19 sepanjang tahun 2020 kinerjanya mencatatkan minus 10,4% 
 
"Kami tentunya di sektor riil berharap pemerintah memberi kami kesempatan untuk recover step by step dalam menghadapi krisis pandemi," ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ADN)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan