Panglima TNI terpilih Jenderal Andika Perkasa. Foto: Istimewa
Panglima TNI terpilih Jenderal Andika Perkasa. Foto: Istimewa

Di Balik Pemilihan Andika sebagai Panglima TNI, Tak Perlu Berdrama soal Matra

Cindy • 08 November 2021 16:45
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya mengajukan satu nama, Jenderal Andika Perkasa, sebagai calon Panglima TNI. Andika dipercaya menjadi perwira tertinggi di TNI menggantikan Jenderal Hadi Tjahjanto. 
 
Jabatan Panglima TNI diketahui sebagai jabatan yang diduduki secara bergantian setiap matra, yakni TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU). Giliran jabatan Panglima TNI antarmatra itu diatur dalam Pasal 13 Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI. UU ditandatangani Presiden Megawati Soekarnoputri pada 16 Oktober 2004. 
 
Pasal 13 UU Nomor 34 Tahun 2004 berbunyi:
(1) TNI dipimpin oleh seorang Panglima.
(2) Panglima sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
(3) Pengangkatan dan pemberhentian Panglima dilakukan berdasarkan kepentingan organisasi TNI.
(4) Jabatan Panglima sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dijabat secara bergantian oleh Perwira Tinggi aktif dari tiap-tiap Angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.


Dalam aturan tersebut tidak dijelaskan secara rinci terkait giliran antarmatra untuk menduduki jabatan orang nomor satu di TNI itu. Sehingga, pemilihan Panglima TNI bergantung pada keputusan Presiden dan DPR. 
 
Baca: Ini Daftar Panglima TNI selama Era Reformasi, Banyak dari TNI AD?

Daftar Panglima TNI era Jokowi

Berikut daftar perwira militer bintang empat yang menduduki jabatan Panglima TNI pada era Jokowi:
1. Jenderal TNI Moeldoko (30 Agustus 2013-8 Juli 2015)
Moeldoko yang memegang posisi Kepala Staf Kepresidenan saat ini, pernah menjabat Panglima TNI selama hampir 2 tahun. Dia sebelumnya menjabat Kepala Staf TNI AD dari 20 Mei-30 Agustus 2013. Moeldoko adalah KSAD terpendek dalam sejarah militer Indonesia seiring pengangkatan dirinya sebagai panglima TNI. 
 
2. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (8 Juli 2015-8 Desember 2017)
Presiden Joko Widodo melantik Gatot Nurmantyo pada 8 Juli 2015, menggantikan Moeldoko yang memasuki masa purna baktinya. Gatot Nurmantyo sebelumnya menjabat KSAD selama dua tahun. 
 
3. Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (8 Desember 2017-8 November 2021)
Presiden Jokowi kemudian memilih perwira tinggi TNI AU, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI pada 8 Desember 2017. Hadi Tjahjanto memasuki masa pensiun 58 tahun hari ini, 8 November 2021. 
 
4. Jenderal TNI Andika Perkasa (belum dilantik secara resmi)
Andika Perkasa juga diketahui berasal dari TNI AD. Andika menjabat KSAD selama hampir tiga tahun sejak 22 November 2018. 
 

Alasan Jokowi tunjuk Andika Perkasa sebagai Panglima TNI

Penunjukan KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI dinilai mempertimbangkan sejumlah hal. Salah satunya, ketegangan di Indo-Pasifik antara Amerika dengan Tiongkok.
 
Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menyebut Amerika membangun aliansi dengan Australia dan Inggris. Mereka menyepakati pengembangan dan pembangunan kapal selam berkekuatan nuklir.
 
Dia menyebut politik pertahanan Indonesia menentang rencana tersebut. Sehingga, dibutuhkan sosok yang mampu berkomunikasi baik dengan kedua belah pihak.
 
"Kita membutuhkan panglima yang mampu menerjemahkan komunikasi dengan baik dengan pihak terkait," kata Bobby dalam program Crosschek Medcom.id bertemakan Scholar Warrior Pilihan Jokowi, Minggu, 7 November 2021.
 
Baca: Pengalaman dan Pendidikan Andika Dibutuhkan Hadapi Tantangan Keamanan Dalam dan Luar Negeri
 
Bobby juga menilai Jokowi memilih Andika Perkasa karena ia lebih lama menjadi kepala staf. Sementara itu, Eks Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Soleman B Ponto menyebut Kepala Negara akan memilih orang yang sudah dikenal. 
 
"Lihat saja Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo), Panglima sekarang, itu adalah sudah pernah ketemu semua di Solo sana," kata Ponto.
 
Pertimbangan tersebut adalah hal yang wajar. Sebab, kapabilitas para kepala staf angkatan di TNI dianggap sama.
 
"Ketika memilih yang dicari yang lebih dikenal, ada chemistry. Kalau kapabilitas, sama semua," sebut dia.
 
Ponto mengaku akan melakukan hal serupa dengan memilih sosok yang sudah dikenal dalam menyelesaikan tugas. Menurutnya, akan lebih mudah menyelesaikan suatu pekerjaan dengan orang yang sudah dikenal. Tim akan bergerak cepat tanpa harus dijelaskan secara rinci mengenai tugas yang harus dilaksanakan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CIN)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan