Jakarta: Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuding TNI disusupi Partai Komunis Indonesia (PKI). Berbagai pihak pun membantahnya, dari pihak TNI hingga sejarawan.
Gatot menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI. Dia mengklaim hal itu dapat dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus).
Barang yang dipermasalahkan, yakni patung mantan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata (KSAB) Jenderal AH Nasution, mantan Pangkostrad Mayor Jenderal (Mayjen) Soeharto, dan eks Komandan Resimen Para Komando AD (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Patung itu dibuat Pangkostrad Letjen AY Nasution (2011-2012).
Hal itupun dibantah tegas. Berikut adalah pernyataan beberapa pihak yang memastikan isu penyusupan PKI dalam tubuh TNI tak benar.
1. Pangkostrad sebut Gatot tidak tabayun
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) Dudung Abdurachman menilai tuduhan TNI disusupi PKI sangat keji.
"Itu tudingan yang keji terhadap kami," kata Dudung dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 September 2021.
Letjen Dudung Abdurachman semasa menjabat sebagai pangdam jaya. Foto: Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo
Jenderal berbintang tiga itu menyesalkan pernyataan Gatot. Dudung menilai Gatot sebagai seniornya di TNI seharusnya terlebih dahulu mengklarifikasi kepadanya.
"Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," ujar Dudung.
Dudung mengakui ketiga patung itu memang sudah tidak ada. Patung itu diambil langsung oleh sang penggagas, AY Nasution, atas izin Dudung.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ungkap Dudung.
2. Panglima TNI anggap pernyataan Gatot adalah nasehat untuk junior
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto merespons isu dugaan penyusupan pendukung PKI di tubuh TNI yang dihembuskan Gatot Nurmantyo. Marsekal Hadi mengaku enggan berpolemik dengan isu tersebut.
"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat," kata Panglima TNI ketika dikonfirmasi wartawan.
Baca juga: Tuduhan TNI Disusupi PKI Berbahaya, Ini Potensi Terburuk yang Bisa Terjadi
Marsekal Hadi menganggap pernyataan Gatot Nurmantyo tersebut sebagai nasihat senior kepada para prajurit yang masih aktif selalu waspada agar lembaran sejarah yang kelam tak terjadi kembali.
"Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior kepada kami sebagai prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi," ungkapnya.
3. Ketua Pepabri nyatakan PKI sudah tak ada
Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar menyesalkan tudingan yang dinilai bombastis dan menimbulkan kegaduhan tersebut.
“Pak Gatot jangan terlalu cepat melakukan tudingan seperti itu, itu sangat bombastis, dan sangat menimbulkan kegaduhan,” ujar Agum dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Selasa, 28 September 2021.
Agum menyebut PKI saat ini sudah tidak ada. Indonesia saat ini juga dilindungi oleh payung hukum yaitu TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Larangan Ajaran Komunisme/Marxisme. Komunisme, lanjut Agum, juga tidak akan mendapatkan dukungan dari komunisme internasional.
4. Politisi sebut isu PKI sudah tak menarik
Ketua Fraksi NasDem di DPR Ahmad Ali menilai isu Partai Komunis Indonesia (PKI) yang kerap didengungkan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tak menarik minat masyarakat. Isu tersebut hanya menarik kelompok yang gemar melontarkan hal serupa.
"Keseluruhan rakyat Indonesia pun tidak lagi menganggap suatu hal yang menarik untuk didiskusikan," kata Ali kepada Medcom.id, Senin, 27 September 2021.
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo saat di Malang, Jumat 3 Agustus 2018. Medcom.id/ Daviq Umar Al Faruq
Ali mengatakan masyarakat di kalangan bawah pun enggan mendiskusikan isu itu. Bahkan, generasi muda juga diyakini tak tertarik dengan hal tersebut.
"Kalau saya lihat sih mereka sibuk dengan kehidupan mereka sendiri ya, tidak punya dampak," ucap Ali.
5. Sejarawan sebut isu TNI disusupi PKI mengadu domba
Sejarawan Bonnie Triyana membeberkan bahaya hingga potensi terburuk yang bisa terjadi akibat tudingan tersebut. Pasalnya tuduhan tersebut hanya berdasarkan dugaan, sehingga bisa mengarah ke fitnah bahkan menjadi bola liar di kalangan masyarakat.
“Praduga ini sangat berbahaya kalau dituduhkan kepada organisasi institusi negara seperti TNI tanpa ada pembuktian, hanya menggunakan dasar dugaan,” kata Bonnie dikutip dari tayangan Metro TV, Rabu, 29 September 2021.
Ia pun berharap, masyarakat tidak menggunakan stigma atau pelabelan PKI dalam berbagai momen, terlebih kondisi saat ini. “Ini isunya mengadu domba. Jadi harus hati-hati,” ujar dia.
Jakarta: Mantan Panglima
TNI Jenderal (Purn)
Gatot Nurmantyo menuding TNI disusupi Partai Komunis Indonesia (
PKI). Berbagai pihak pun membantahnya, dari pihak TNI hingga sejarawan.
Gatot menduga adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI. Dia mengklaim hal itu dapat dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat (Jakpus).
Barang yang dipermasalahkan, yakni patung mantan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata (KSAB) Jenderal AH Nasution, mantan Pangkostrad Mayor Jenderal (Mayjen) Soeharto, dan eks Komandan Resimen Para Komando AD (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Patung itu dibuat Pangkostrad Letjen AY Nasution (2011-2012).
Hal itupun dibantah tegas. Berikut adalah pernyataan beberapa pihak yang memastikan isu penyusupan PKI dalam tubuh TNI tak benar.
1. Pangkostrad sebut Gatot tidak tabayun
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) Dudung Abdurachman menilai tuduhan TNI disusupi PKI sangat keji.
"Itu tudingan yang keji terhadap kami," kata Dudung dalam keterangan tertulis, Selasa, 28 September 2021.
Letjen Dudung Abdurachman semasa menjabat sebagai pangdam jaya. Foto: Medcom.id/Kautsar Widya Prabowo
Jenderal berbintang tiga itu menyesalkan pernyataan Gatot. Dudung menilai Gatot sebagai seniornya di TNI seharusnya terlebih dahulu mengklarifikasi kepadanya.
"Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," ujar Dudung.
Dudung mengakui ketiga patung itu memang sudah tidak ada. Patung itu diambil langsung oleh sang penggagas, AY Nasution, atas izin Dudung.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ungkap Dudung.
2. Panglima TNI anggap pernyataan Gatot adalah nasehat untuk junior
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto merespons isu dugaan penyusupan pendukung PKI di tubuh TNI yang dihembuskan Gatot Nurmantyo. Marsekal Hadi mengaku enggan berpolemik dengan isu tersebut.
"Saya tidak mau berpolemik terkait hal yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Tidak bisa suatu pernyataan didasarkan hanya kepada keberadaan patung di suatu tempat," kata Panglima TNI ketika dikonfirmasi wartawan.
Baca juga: Tuduhan TNI Disusupi PKI Berbahaya, Ini Potensi Terburuk yang Bisa Terjadi
Marsekal Hadi menganggap pernyataan Gatot Nurmantyo tersebut sebagai nasihat senior kepada para prajurit yang masih aktif selalu waspada agar lembaran sejarah yang kelam tak terjadi kembali.
"Saya lebih menganggap statement tersebut sebagai suatu nasihat senior kepada kami sebagai prajurit aktif TNI untuk senantiasa waspada agar lembaran sejarah yang hitam tidak terjadi lagi," ungkapnya.