Jakarta: Pemerintah resmi menetapkan penggunaan alat pendeteksi covid-19 Gajah Mada Electric Nose Covid-19 atau GeNose C19 sebagai syarat perjalanan kereta api. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan Nomor 11 tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Perkeretaapian dalam Masa Pandemi Covid-19.
"Penggunaan GeNose berlaku pada 5 Februari. Untuk penumpang bus hanya random checking," ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati dikutip dari Mediaindonesia.com, Selasa, 26 Januari 2021.
Poin keempat SE 11/2021 menyebut perjalanan dengan menggunakan moda kereta api wajib memenuhi persyaratan kesehatan.
"Menunjukkan surat keterangan hasil pemeriksaan GeNose test atau rapid test antigen atau RT-PCR yang menyatakan negatif covid-19. Sampel hasil tes tersebut diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan untuk perjalanan kereta api antarkota di Pulau Jawa dan Sumatra," tulis SE tersebut.
Tentu ini menjadi kabar gembira karena selama ini biaya tes covid-19 sama bahkan amat mahal. Saking mahalnya, bahkan melabihi harga tiket itu sendiri.
Untuk rapid test antigen paling tidak biaya yang dikeluarkan minimal Rp250 ribu. Biaya tersebut hampir sama dengan harga tiket ekonomi Kereta Api Jayabaya jurusan Jakarta-Surabaya yaitu Rp210 ribu.
Biaya ini bisa lebih mahal jika calon penumpang melakukan tes covid-19 dengan PCR test yang harganya berkisar Rp900 ribu sampai Rp1 juta.
Artinya, untuk perjalan dari Jakarta k Surabaya menghabiskan Rp460 ribu untuk biaya tiket dan rapid test. Jika, menggunakan tes PCR maka biaya yang dikeluarkan bisa tiga kali lipat.
Calon penumpang juga bisa memanfaatkan layanan rapid test antigen yang disediakan PT. KAI. Calon penumpang cukup merogoh kocek Rp105 ribu untuk tes antigen.
Dengan penggunaan GeNose biaya perjalanan kereta api jarak akan lebih terjangkau. Tes GeNose memang sangat terjangkau, calon penumpang cukup mengeluarkan Rp20 ribu untuk satu kali tes.
Penggunaan alat buatan dalam negeri itu menekan biaya yang harus dikeluarkan penumpang bus atau kereta.
"Misalnya Jakarta-Bandung, harga tiketnya sekitar Rp100 ribu. Harga tiket bus, mungkin malah lebih murah. Jika mesti tes antigen dengan harga Rp100 ribu lagi, akan memberatkan penumpang bus dan kereta api," tulis Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam akun Instagram @budikaryas, Minggu, 24 Januari 2021.
Budi mengatakan harga tiket kadang lebih murah dibanding harga pemeriksaan covid-19. Sehingga, kata Budi, masyarakat bakal terbebani jika pemerintah tidak menyiapkan pemeriksaan covid-19 berbiaya murah.
"Dengan GeNose, calon penumpang bus dan kereta api akan terbantu, mengingat tarif sekali tes hanya sekitar Rp20 ribu. Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp15 ribu, sehingga lebih terjangkau," tutur Budi.
Jakarta: Pemerintah resmi menetapkan penggunaan alat pendeteksi covid-19 Gajah Mada Electric Nose Covid-19 atau
GeNose C19 sebagai syarat perjalanan kereta api. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan Nomor 11 tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang dengan Transportasi Perkeretaapian dalam Masa Pandemi Covid-19.
"Penggunaan GeNose berlaku pada 5 Februari. Untuk penumpang
bus hanya
random checking," ujar Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati dikutip dari Mediaindonesia.com, Selasa, 26 Januari 2021.
Poin keempat SE 11/2021 menyebut perjalanan dengan menggunakan moda
kereta api wajib memenuhi persyaratan kesehatan.
"Menunjukkan surat keterangan hasil pemeriksaan
GeNose test atau rapid test antigen atau RT-PCR yang menyatakan negatif covid-19. Sampel hasil tes tersebut diambil dalam kurun waktu maksimal 3x24 jam sebelum keberangkatan untuk perjalanan kereta api antarkota di Pulau Jawa dan Sumatra," tulis SE tersebut.
Tentu ini menjadi kabar gembira karena selama ini biaya
tes covid-19 sama bahkan amat mahal. Saking mahalnya, bahkan melabihi harga tiket itu sendiri.
Untuk
rapid test antigen paling tidak biaya yang dikeluarkan minimal Rp250 ribu. Biaya tersebut hampir sama dengan harga tiket ekonomi Kereta Api Jayabaya jurusan Jakarta-Surabaya yaitu Rp210 ribu.
Biaya ini bisa lebih mahal jika calon penumpang melakukan tes covid-19 dengan
PCR test yang harganya berkisar Rp900 ribu sampai Rp1 juta.
Artinya, untuk perjalan dari Jakarta k Surabaya menghabiskan Rp460 ribu untuk biaya tiket dan rapid test. Jika, menggunakan tes PCR maka biaya yang dikeluarkan bisa tiga kali lipat.
Calon penumpang juga bisa memanfaatkan layanan rapid test antigen yang disediakan PT. KAI. Calon penumpang cukup merogoh kocek Rp105 ribu untuk tes antigen.
Dengan penggunaan GeNose biaya perjalanan kereta api jarak akan lebih terjangkau. Tes GeNose memang sangat terjangkau, calon penumpang cukup mengeluarkan Rp20 ribu untuk satu kali tes.
Penggunaan alat buatan dalam negeri itu menekan biaya yang harus dikeluarkan penumpang bus atau kereta.
"Misalnya Jakarta-Bandung, harga tiketnya sekitar Rp100 ribu. Harga tiket bus, mungkin malah lebih murah. Jika mesti tes antigen dengan harga Rp100 ribu lagi, akan memberatkan penumpang bus dan kereta api," tulis Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam akun Instagram @budikaryas, Minggu, 24 Januari 2021.
Budi mengatakan harga tiket kadang lebih murah dibanding harga pemeriksaan covid-19. Sehingga, kata Budi, masyarakat bakal terbebani jika pemerintah tidak menyiapkan pemeriksaan covid-19 berbiaya murah.
"Dengan GeNose, calon penumpang bus dan kereta api akan terbantu, mengingat tarif sekali tes hanya sekitar Rp20 ribu. Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp15 ribu, sehingga lebih terjangkau," tutur Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)