Donor darah. Foto: Medcom.id/Nur Azizah
Donor darah. Foto: Medcom.id/Nur Azizah

Menggaungkan Gerakan Mulia, Menyambung Nyawa dari Rumah

Nur Azizah • 17 Agustus 2021 20:44
Jakarta: Di antara tumpukan berita pedih tentang covid-19, terselip sejumlah berita yang tak kalah perih. Stok darah menipis. Kondisi ini hampir merata terjadi di seluruh rumah sakit dan Palang Merah Indonesia (PMI) pusat hingga di daerah.
 
Covid-19 membuat masyarakat urung mendonor dengan alasan yang sudah dapat ditebak: takut tertular virus korona. Ditambah lagi, sejumlah institusi pendidikan, kantor pemerintahan, mal, dan tempat ibadah yang biasa menggelar aksi donor darah tutup karena korona.
 
Kondisi ini praktis membuat stok darah di PMI Kota Tangerang, Banten, turun drastis. Bahkan, pada Agustus 2020 kantong darah di PMI Kota Tangerang menyentuh minus.

Petugas PMI Kota Tangerang, Marsha Tsalaasta, mengatakan stok darah saat itu hanya 379 kantong. Idealnya, kebutuhan rata-rata harian di kota tersebut mencapai 410 kantong. Stok ini jelas tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien thalassemia, kelainan ginjal, demam berdarah, dan kanker.
 
Kerawanan bisa muncul bila ada pasien kecelakaan hingga pendarahan pascapersalinan yang tidak terduga. Marsha mengatakan per delapan detik, setidaknya ada satu orang yang membutuhkan transfusi darah.
 
Baca: Penyitas Covid-19 Diimbau Donorkan Darahnya Secara Sukarela
 
PMI tak bisa berdiam diri dengan kodisi pelik ini. Inovasi untuk menutup kebutuhan darah di tengah pandemi covid-19 dibutuhkan. PMI memutar otak. Per April 2020, organisasi yang berdiri sejak 17 September 1945 ini berinisiatif membuat program baru.
 
Donor dari rumah menjadi salah satu alternatif yang paling memungkinkan. PMI bergerak cepat menjemput bola agar kantong-kantong darah bisa kembali terisi, meski harus door to door ke rumah pendonor.
 
“Minimal delapan orang pendonor,” kata Marsha kepada Medcom.id, Jakarta, Senin, 16 Agustus 2021.
 
Cara jemput bola ini menjadi solusi paling ampuh dan efektif. Langkah ini mampu menjawab ketakutan masyarakat yang tidak perlu keluar rumah untuk mendonor darah. Potensi tertular covid-19 pun dapat ditekan.
 
“Masyarakat tidak perlu takut lagi. Seluruh petugas menggunakan alat pelindung diri (APD). Protokol kesehatan juga kami terapkan dengan ketat,” ucap Marsha.

Gerakan #donordirumahaja


Rabu, 6 Januari 2021, pukul 09.03 WIB, sebuah pesan singkat masuk ke telepon seluler Rena Puspita Sari. Wanita berusia 28 tahun ini sudah mengenal betul si pengirim pesan. Ia bergegas membuka dan membalas pesan.
 
“Pagi Kak Rena. Saya Marsha, Kak. Mau menawarkan kegiatan donor darah kembali untuk bulan Januari. Apa Kak Rena Berkenan?” isi pesan di ponsel Rena yang ternyata datang dari Marsha.
 
 
Halaman Selanjutnya
Sejak April 2020, Rena memang…
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan