Jakarta: Kasus Omicron di Indonesia terus melonjak. Total kasus konfirmasi Omicron mencapai 506 orang per Senin, 10 Januari 2022.
Juru bicara vaksinasi covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, sebanyak 415 kasus didominasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan sisanya 84 kasus transmisi lokal. Sementara itu, hasil whole genome sequencing (WGS) menunjukkan proporsi Omicron mulai mendominasi.
"Masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristiknya yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat," ucap Nadia dalam keterangan tertulis, Rabu, 12 Januari 2022.
Baca: Kemenkes: Vaksin Booster Pertahankan Kekebalan dari Omicron
Omicron diprediksi memuncak Februari
Kemenkes memprediksi puncak kasus Omicron di Indonesia akan terjadi pada awal hingga pertengahan Februari 2022. Kasus harian diprediksi mencapai 60 ribu kasus.
"Minggu pertama atau minggu kedua Februari ya. Kasus bisa sampai 40-60 ribu kasus," ungkap Nadia.
Hal serupa juga diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya, puncak gelombang Omicron akan terjadi awal Februari mendatang.
"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut seperti dilansir dari Antara.
Luhut melanjutkan Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Indonesia, lanjutnya, bukan tidak mungkin mengalami hal yang sama.
"Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada. Karena pengalaman kita menghadapi Delta varian kemarin," ujarnya.
Baca: Tekan Lonjakan Omicron, WGS Covid-19 Ditingkatkan Hingga 2 Ribu per Bulan
Indonesia siap menghadapi gelombang Omicron
Luhut menegaskan kondisi Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Kesiapan itu didukung oleh tingkat vaksinasi hingga kapasitas pengetesan dan pelacakan yang jauh lebih tinggi.
Tak hanya itu, sistem kesehatan Tanah Air saat ini jauh lebih siap. Baik dalam hal obat-obatan, tempat tidur rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen dan fasilitas isolasi terpusat.
"Saya berharap kita semua kompak, tidak perlu saling menyalahkan. Karena ini memang sudah tidak bisa dihindari. Tapi kita bisa memitigasi hingga dalam keadaan terkendali atau dampak yang minimal," kata dia.
Pemerintah siapkan 80 ribu tempat tidur hadapi Omicron
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan sebanyak 80 ribu tempat tidur di rumah sakit (RS) rujukan covid-19 disiagakan. Fasilitas itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus Omicron.
“Kita masih bisa meningkatkan jumlah kamar rumah sakit ke angka 190 ribu,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam telekonferensi.
Baca: Jika Omicron Mengganas, Ini yang Harus Dilakukan Masyarakat
Budi mengatakan saat ini sudah tiga ribu dari 80 ribu tempat tidur yang terisi. Sehingga masih banyak kapasitas perawatan yang tersedia.
“Kita juga sudah siapkan 400 ribu obat Monupiravir, obat virus baru yang sudah datang di Indonesia,” papar dia.
Selain itu, pemerintah telah mengamankan lebih dari 16 ribu generator oksigen. Fasilitas tersebut sudah didistribusikan ke seluruh RS di Indonesia.
Jakarta:
Kasus Omicron di Indonesia terus melonjak. Total kasus konfirmasi Omicron mencapai 506 orang per Senin, 10 Januari 2022.
Juru bicara vaksinasi covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, sebanyak 415 kasus didominasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan sisanya 84 kasus transmisi lokal. Sementara itu, hasil
whole genome sequencing (WGS) menunjukkan proporsi Omicron mulai mendominasi.
"Masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristiknya yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat," ucap Nadia dalam keterangan tertulis, Rabu, 12 Januari 2022.
Baca:
Kemenkes: Vaksin Booster Pertahankan Kekebalan dari Omicron
Omicron diprediksi memuncak Februari
Kemenkes memprediksi
puncak kasus Omicron di Indonesia akan terjadi pada awal hingga pertengahan Februari 2022. Kasus harian diprediksi mencapai 60 ribu kasus.
"Minggu pertama atau minggu kedua Februari ya. Kasus bisa sampai 40-60 ribu kasus," ungkap Nadia.
Hal serupa juga diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya, puncak gelombang Omicron akan terjadi awal Februari mendatang.
"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut seperti dilansir dari Antara.
Luhut melanjutkan Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak yang lebih tinggi di berbagai negara dunia. Indonesia, lanjutnya, bukan tidak mungkin mengalami hal yang sama.
"Namun kita tidak perlu panik, tetapi kita tetap waspada. Karena pengalaman kita menghadapi Delta varian kemarin," ujarnya.
Baca:
Tekan Lonjakan Omicron, WGS Covid-19 Ditingkatkan Hingga 2 Ribu per Bulan
Indonesia siap menghadapi gelombang Omicron
Luhut menegaskan kondisi Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi
potensi gelombang varian Omicron. Kesiapan itu didukung oleh tingkat vaksinasi hingga kapasitas pengetesan dan pelacakan yang jauh lebih tinggi.
Tak hanya itu, sistem kesehatan Tanah Air saat ini jauh lebih siap. Baik dalam hal obat-obatan, tempat tidur rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen dan fasilitas isolasi terpusat.
"Saya berharap kita semua kompak, tidak perlu saling menyalahkan. Karena ini memang sudah tidak bisa dihindari. Tapi kita bisa memitigasi hingga dalam keadaan terkendali atau dampak yang minimal," kata dia.
Pemerintah siapkan 80 ribu tempat tidur hadapi Omicron
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan sebanyak 80 ribu tempat tidur di rumah sakit (RS) rujukan
covid-19 disiagakan. Fasilitas itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus Omicron.
“Kita masih bisa meningkatkan jumlah kamar rumah sakit ke angka 190 ribu,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam telekonferensi.
Baca:
Jika Omicron Mengganas, Ini yang Harus Dilakukan Masyarakat
Budi mengatakan saat ini sudah tiga ribu dari 80 ribu tempat tidur yang terisi. Sehingga masih banyak kapasitas perawatan yang tersedia.
“Kita juga sudah siapkan 400 ribu obat Monupiravir, obat virus baru yang sudah datang di Indonesia,” papar dia.
Selain itu, pemerintah telah mengamankan lebih dari 16 ribu generator oksigen. Fasilitas tersebut sudah didistribusikan ke seluruh RS di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CIN)