Ini Peran 5 Terduga Teroris di Lampung dan Sumsel
Siti Yona Hukmana • 15 Desember 2021 16:24
Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga teroris di Lampung dan Sumatra Selatan (Sumsel) pada Senin, 13 Desember 2021. Kelima terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) itu memiliki peran berbeda-beda.
"Pertama, Ariansyah alias Pak De alias Pak Cik, diketahui menjabat sebagai ketua kelompok (regu) 2, Konsul Palembang, Korda IV, Korwil Lampung," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Rabu, 15 Desember 2021.
Aswin mengatakan Ariansyah juga pernah menjadi pelatih di Adira, sekaligus pengasuh kegiatan TAM 1, TAM 2, dan KAT (Kegiatan Alam Terbuka). Ariansyah sempat memerintahkan peserta Adira untuk memusnahkan barang bukti saat mengetahui penangkapan Amir JI, Aji, pada Juli 2019.
Ariansyah juga memandu pelaksanaan idad penggunaan PCP di daerah Tanjung Api-api, pada Oktober 2019. Kemudian, ikut membahas peleburan struktur darurat JI dalam kegiatan Turbah di sebuah SDIT di Palembang yang dipimpin Qoid Korda IV, Muhammad Azzam pada Juni 2020.
"Ariansyah juga memerintahkan Arno (telah ditangkap) untuk menyembunyikan Suwarno Hafidz alias Dodi alias Agung alias Mario (DPO) di sebuah homestay di Palembang pada Sabtu, 7 November 2020," ujar Aswin.
Suwarno kini telah ditangkap. Ariansyah ditangkap berbekal keterangan Suwarno. Ariansyah diringkus di depan Pos Lalu lintas Jalan Yos Sudarso Simpang RCA, Kelurahan Jawa Kanan, Kecamatan Lubuklinggau II Timur, Kabupaten Lubuklinggau, Sumsel, sekitar pukul 10.30 WIB pada Senin, 13 Desember 2021.
Terduga teroris kedua ialah Ali Imron Rosyadi yang ditangkap di Jalan Lebung Permai, Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota Palembang, Sumsel, sekitar pukul 06.55 WIB. Ali merupakan anggota Ariansyah dan menjadi peserta didik Adira bersama terduga teroris yang telah ditangkap lainnya.
Baca: Terduga Teroris Ditangkap di Bandar Lampung
Ali juga ikut membahas peleburan struktur darurat JI dalam kegiatan Turbah di sebuah SDIT di Palembang yang dipimpin Qoid Korda IV, Muhammad Azzam, pada Juni 2020. Kemudian, terduga teroris Endra Kurniawan alias Indra ditangkap di Jalan R. Sukamto Lrg Masjid, Kelurahan 8 Ilir, Kecamatan Ilir Timur III, Kota Palembang, Sumsel, sekitar pukul 12.08 WIB.
Endra merupakan anggota Divisi Dakwah di Yayasan Bina Qolbu Palembang. Dia juga peserta didik Adira dan ikut membahas peleburan struktur darurat JI dalam kegiatan Turbah di sebuah SDIT di Palembang yang dipimpin Muhammad Azzam.
Terduga teroris Endra juga sempat ikut menyembunyikan target Densus, Suwarno, saat dititipkan satu malam oleh Arno di rumah Tahfidz Quran Belida. Lalu, Firman Abdullah Sutamie alias Ruslan ditangkap di tepi jalan Toman II, Kelurahan Sako, Kecamatan Sako, Kota Palembang, Sumsel, sekitar pukul 12.27 WIB.
Firman adalah anggota Ariansyah alias Pak De alias Pak Cik dan peserta didik Adira. "Ia juga diketahui pernah menjabat sebagai Ketua Bagian Sosial di Yayasan Bina Qolbu Palembang," ungkap Aswin.
Firman juga ikut menyembunyikan Suwarno. Firman memindahkan Suwarno ke rumah Jemadi alias Jumadi di Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel.
Terakhir, terduga teroris Para Denis yang ditangkap di Jalan Yos Sudarso, Garuntang, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung, Lampung sekitar pukul 15.50 WIB. Denis juga anggota Ariansyah alias Pak De alias Pak Cik, sekaligus menjabat sebagai Ketua Divisi Fundraising Yayasan Bina Qolbu Palembang.
Ia juga menjadi peserta didik Adira dan ikut membahas peleburan struktur darurat JI dalam kegiatan Turbah di sebuah SDIT di Palembang yang dipimpin oleh Muhammad Azzam. Para Denis juga menyembunyikan DPO Ahmad Supriadi dengan mobil Isuzu Panther hitam ke rumah orang tua Ahmad Febrianda alias Burhan di Simpang Tungkal, Dusun Belido 2, Kabulaten Musi Banyuasin.
"Intinya adalah sebagian membantu dan menyembunyikan pelarian para DPO JI. Ada juga yang aktif di fundraising, galang dana untuk para pelarian tersebut," ujar Aswin.
Jakarta: Detasemen Khusus
(Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga
teroris di Lampung dan Sumatra Selatan (Sumsel) pada Senin, 13 Desember 2021. Kelima terduga teroris jaringan
Jamaah Islamiyah (JI) itu memiliki peran berbeda-beda.
"Pertama, Ariansyah alias Pak De alias Pak Cik, diketahui menjabat sebagai ketua kelompok (regu) 2, Konsul Palembang, Korda IV, Korwil Lampung," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Rabu, 15 Desember 2021.
Aswin mengatakan Ariansyah juga pernah menjadi pelatih di Adira, sekaligus pengasuh kegiatan TAM 1, TAM 2, dan KAT (Kegiatan Alam Terbuka). Ariansyah sempat memerintahkan peserta Adira untuk memusnahkan barang bukti saat mengetahui penangkapan Amir JI, Aji, pada Juli 2019.
Ariansyah juga memandu pelaksanaan idad penggunaan PCP di daerah Tanjung Api-api, pada Oktober 2019. Kemudian, ikut membahas peleburan struktur darurat JI dalam kegiatan Turbah di sebuah SDIT di Palembang yang dipimpin Qoid Korda IV, Muhammad Azzam pada Juni 2020.
"Ariansyah juga memerintahkan Arno (telah ditangkap) untuk menyembunyikan Suwarno Hafidz alias Dodi alias Agung alias Mario (DPO) di sebuah
homestay di Palembang pada Sabtu, 7 November 2020," ujar Aswin.
Suwarno kini telah ditangkap. Ariansyah ditangkap berbekal keterangan Suwarno. Ariansyah diringkus di depan Pos Lalu lintas Jalan Yos Sudarso Simpang RCA, Kelurahan Jawa Kanan, Kecamatan Lubuklinggau II Timur, Kabupaten Lubuklinggau, Sumsel, sekitar pukul 10.30 WIB pada Senin, 13 Desember 2021.
Terduga teroris kedua ialah Ali Imron Rosyadi yang ditangkap di Jalan Lebung Permai, Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota Palembang, Sumsel, sekitar pukul 06.55 WIB. Ali merupakan anggota Ariansyah dan menjadi peserta didik Adira bersama terduga teroris yang telah ditangkap lainnya.
Baca:
Terduga Teroris Ditangkap di Bandar Lampung