Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Angka Kematian Komorbid Penyakit Tidak Menular Tinggi di Masa Pandemi

Ferdian Ananda • 11 Desember 2020 02:50
Jakarta: Angka kematian komorbid pada masa pandemi covid-19 cukup memprihatinkan. Bahkan 11,8 persen orang berpenyakit hipertensi meninggal dengan perburukan akibat terinfeksi covid-19, kemudian diabetes diikuti penyakit jantung, penyakit ginjal, paru-paru kronik, dan kanker.
 
"Tentu kita tidak ingin menambah jumlah orang yang meninggal dengan komorbid pada masa pandemi," kata Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Cut Putri Arianie dalam webinar Kesehatan Perempuan Indonesia Cerdik, keluarga sehat cegah penyakit tidak menular, Kamis, 10 Desember 2020.
 
Cut Putri menjelaskan cara menekan angka kematian itu ialah dengan menghindar hal-hal yang memperburuk kondisi penyakit tidak menular di masa pandemi. Apalagi, stres meningkat akibat ketidakstabilan ekonomi di mana banyak orang yang kehilangan pekerjaan sangat berpengaruh pada ketahanan pangan dan ketahanan imunitas.

"Jangan lupa bawa stres itu adalah faktor risiko dari hipertensi," sebutnya.
 
Dia tak memungkiri terbatasnya akses layanan kesehatan esensial dan obat rutin pada masa pandemi juga berdampak terhadap beberapa proses pengobatan. Fasilitas pelayanan kesehatan hampir di semua daerah fokus pada penanganan covid-19 sehingga pelayanan kesehatan esensial sering kali tidak terlayani.
 
"Karena penuhnya konsentrasi tenaga kesehatan kepada penanganan covid-19. Kami sangat berharap pemerintah daerah tetap melakukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan esensial agar para penyandang PTM (penyakit tidak menular) ini betul-betul dapat terlayani karena mereka butuhkan pengobatan yang rutin dan obat-obat yang rutin," paparnya.
 
Baca: Covid-19 Ganggu Pencegahan dan Pelayanan Pengobatan Penyakit Tidak Menular
 
Kemudian, terbatasnya mobilisasi masyarakat membuat perilaku malas gerak meningkat, dan perilaku merokok pindah ke rumah. Padahal, di rumah ada orang-orang yang rentan terhadap asap dan residu rokok, seperti orang tua dan anak-anak.
 
"Kalau biasanya merokok di luar rumah tapi pada masa pandemi, semua ada di rumah itu mengalami peningkatan rokok di rumah. Ini cukup memprihatinkan kita khawatirkan dengan paparan asap dan residu rokok ini orang-orang kan tadi berpotensi untuk terkena penyakit tidak menular," lanjutnya.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan