Jakarta: Publik dihebohkan oleh foto aksi komodo yang menghadang truk pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) wisata di Loh Buaya, Pulau Rinca kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa ini bahkan ramai dibahas warganet usai viral di media sosial.
Tidak sedikit warga Tanah Air kontra dengan pembangunan yang disebut dengan proyek 'Jurissic Park'. Mereka khawatir keberlangsungan hidup kadal raksasa itu terancam.
Namun, Tudingan itu ditepis Direktur Jenderal Konseverasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno. Dia memastikan kehidupan hewan berdarah dingin ini tetap menjadi prioritas.
Dalam wawancara bersama Medcom.id, Wiratno menjelaskan upaya pemerintah untuk memastikan kelangsungan hidup komodo agar tidak terganggu. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi.
Bagaiamana upaya pemerintah tetap menjaga pelestarian komodo?
Monitoring populasi komodo di TN Komodo dilakasanakan dengan memasang cip. Komodo akan ditangkap untuk dipasang cip dan dilepas kembali. Ada 1.217 komodo yang dipasang cip.
Baca: Pemerintah Hadirkan Pariwisata Terbaik di Taman Nasional Komodo
Apakah 1.217 komodo yang diberikan cip dapat mewakili perkembangan dari 3.000an ekor komodo?
Nanti semua komodo akan diberikan cip. Untuk site monitoring dilaksanakan di 11 lokasi dengan 220 titik pemantauan.
Apakah ada hal lain yang dapat memastikan pelestarian komodo?
Kelestarian komodo tergantung dengan jumlah pakan, yaitu rusa dan kerbau. Makannya rusa dipantau juga. Kalau enggak cukup dia akan saling memakan, telornya juga akan dimakan. Anaknya yang muda begitu dia lahir akan naik ke pohon selama satu tahun dia makan serangga.
Lantas apakah pembangunan sarpras akan menggangu keberadaan komodo?
Hanya ada 15 komodo di lokasi konstruksi. Sudah dijaga 10 ranger (pawang). Itu mitigasi kita. Jadi tidak boleh ada rusa, komodo, dan hewan lainya yang menjadi korban.
Banyak pihak menyebut kebisingan suara mesin konstruksi mengusik komodo?
Tidak keganggu, dia pendenggarannya tidak tajam, tapi penciumannya yang tajam. Makanya banyak masyarakat yang enggak tau. Lalu dia tidak mau pindah-pindah, tinggl 15 ya di situ-situ aja. Itu karakter komodo.
Apakah 10 ranger sudah cukup mengawasi komodo?
Sudah cukup, setiap pagi kan di cek yang 15 ekor ada di mana, memastikan tidak terganggu dan aman.
Ada upaya mitigasi lainnya agar komodo tidak masuk ke area konstruksi?
Area pembangunan ditutup semua dengan pagar seng. Kita juga sudah mengetahui ada dua sarang aktif yang dijaga oleh betina komodo dan tidak boleh diganggu. Jarak dari lokasi pembangunanan ada yang 300 meter dan satu kilo meter.
Dapat dijelaskan bagaimana konsep dari pembangunan sarpras?
Nantinya setelah dibangun, kontak langsung antara komodo dan manusia diatur. Pengunjung dapat melihat dari jauh, melalui elevated deck. Karena bahaya komodo itu, dia diam tapi bisa menyergap kita dalam jarak satu meter atau tiga meter, kita bisa dikejar.
Baca: Upaya Pemerintah Menjaga Keamanan Komodo
Apakah menjauhkan kontak langsung tidak menurunkan minat wisatawan?
Sebanyak 99 persen merupakan turis asing. Menjauhkan kontak langsung itu harus. Kalau lihat kontruksinya yang dibangun itu bagus. Itu bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), termasuk dermagannya.
Ada apa aja selain elevated deck?
Ada pusat informasi, pusat suvenir, restoran yang tidak menimbulkan aroma yang memancing kehadiran komodo. Ini pariwista terbaik kelas internasional. Ini pemerintah yang bangun bukan swasata.
Apakah ada target untuk mendatangkan wisatawan?
Akan dikendalikan jumlah wisatawan. Enggak bolek banyak-banyak sekali datang. Belum kami hitung saat ini berapa maksimal kapasitasnya. Sekarang itu kalau normal sebelum pandemi ada 123 ribu pengunjung per tahunya. Sekarang Pulau Rinca ditutup sampai Juni 2021 karena sedang ada pembangunan. Tapi untuk Pulau Padar dan pulau-pulau lainnya boleh.
Banyak pihak menyebut kebisingan suara mesin konstruksi mengusik komodo?
Tidak keganggu, dia pendenggarannya tidak tajam, tapi penciumannya yang tajam. Makanya banyak masyarakat yang enggak tau. Lalu dia tidak mau pindah-pindah, tinggl 15 ya di situ-situ aja. Itu karakter komodo.
Apakah 10 ranger sudah cukup mengawasi komodo?
Sudah cukup, setiap pagi kan di cek yang 15 ekor ada di mana, memastikan tidak terganggu dan aman.
Ada upaya mitigasi lainnya agar komodo tidak masuk ke area konstruksi?
Area pembangunan ditutup semua dengan pagar seng. Kita juga sudah mengetahui ada dua sarang aktif yang dijaga oleh betina
komodo dan tidak boleh diganggu. Jarak dari lokasi pembangunanan ada yang 300 meter dan satu kilo meter.
Dapat dijelaskan bagaimana konsep dari pembangunan sarpras?
Nantinya setelah dibangun, kontak langsung antara komodo dan manusia diatur. Pengunjung dapat melihat dari jauh, melalui
elevated deck. Karena bahaya komodo itu, dia diam tapi bisa menyergap kita dalam jarak satu meter atau tiga meter, kita bisa dikejar.
Baca:
Upaya Pemerintah Menjaga Keamanan Komodo
Apakah menjauhkan kontak langsung tidak menurunkan minat wisatawan?
Sebanyak 99 persen merupakan turis asing. Menjauhkan kontak langsung itu harus. Kalau lihat kontruksinya yang dibangun itu bagus. Itu bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), termasuk dermagannya.
Ada apa aja selain elevated deck?
Ada pusat informasi, pusat suvenir, restoran yang tidak menimbulkan aroma yang memancing kehadiran komodo. Ini pariwista terbaik kelas internasional. Ini pemerintah yang bangun bukan swasata.
Apakah ada target untuk mendatangkan wisatawan?
Akan dikendalikan jumlah wisatawan. Enggak bolek banyak-banyak sekali datang. Belum kami hitung saat ini berapa maksimal kapasitasnya. Sekarang itu kalau normal sebelum pandemi ada 123 ribu pengunjung per tahunya. Sekarang Pulau Rinca ditutup sampai Juni 2021 karena sedang ada pembangunan. Tapi untuk Pulau Padar dan pulau-pulau lainnya boleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)