Palangkaraya: Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyampaikan rasa syukur atas penetapan peringatan Hari Santri pada 22 Oktober. Menurutnya, perayaan itu merupakan salah satu sumbangsih Presiden Joko Widodo.

"Tak ada Jokowi, maka tak ada Hari Santri nasional," kata Kiai Ma'ruf di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa, 23 Oktober 2018.

Joko Widodo, kata Ma'ruf, menjadi presiden pertama yang mengakui peran santri mengawal kemerdekaan. Dalam kurun waktu 70 tahun Indonesia merdeka, baru pada 2015 lalu Jokowi menetapkan Hari Santri. Penetapan itu didasari Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.

Baca: Ma'ruf: Santri pun Berkontribusi Membangun Bangsa

Menurutnya, peringatan itu pula yang membuat pondok pesantren dan santri semakin populer. Sejak kemarin, Ma'ruf mendapat banyak undangan menghadiri peringatan Hari Santri. Salah satunya di Asrama Haji Al-Mabrur, Palangkaraya, hari ini.

Ma'ruf menegaskan peringatan Hari Santri penting untuk selalu mengingatkan para santri tentang peran pentingnya mengawal kemerdekaan. Dengan pengingat ini, mereka diminta mengambil peran melanjutkan kemerdekaan.

"Saya berharap para santri juga meningkatkan kapasitas dan kompetensinya," kata Ma'ruf.

Dalam kunjungannya ke Kalimantan Tengah, Ma'ruf akan melanjutkan perayaan Hari Santri. Acara ini akan dihadiri Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan Ketua PW NU Kalteng Said Ismail Fauzi Bachsin.

Selanjutnya, Kiai Ma'ruf akan mengikuti acara deklarasi dan pengukuhan Tim Kampanye Daerah Jokowi-KH Ma'ruf Amin sekaligus meresmikan Rumah KMA Kalteng. Acara akan ditutup dengan ramah tamah bersama tokoh masyarakat Kalteng.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

((YDH))