Ilustrasi air keras. Foto: MTVN/M. Rizal.
Ilustrasi air keras. Foto: MTVN/M. Rizal.

Air Keras, Senjata Tawuran hingga Meneror Penyidik KPK

K. Yudha Wirakusuma, Ilham wibowo • 13 April 2017 17:34
medcom.id, Jakarta: Pamor air keras naik daun. Cairan keras ini menjadi obrolan publik, terlebih setelah insiden menimpa Novel Baswedan. Penyidik senior KPK itu disiram air keras usai salat Subuh.
 
Namun, pemakaian zat kimia cair sebagai senjata alat untuk melukai bukan barang baru. Catatan Metrotvnews.com, air keras bahkan pernah dijadikan senjata saat tawuran pelajar.
 
Dua tahun silam, sebagian tubuh Muhamad Zulfikar, 16, meleleh usai diguyur air keras. Pelajar kelas XI SMKN 1 Budi Utomo, Jakarta Pusat, itu mendapat luka saat tawuran di Jalan DI Panjaitan, tepatnya di Prumpung, Jakarta Timur, pada 2014.

Baca: Disiram Air Keras, Pelajar SMK Budi Utomo Menderita Luka Bakar
 
Kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun 2013 lalu. Penyiraman air keras terjadi di dalam bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol. Belasan pelajar menjadi korban.
 
Aksi itu dilakukan seorang pelajar SMK Budi Utomo, Ridwan alias Tompel, 18. Dia kemudian divonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
 
Baca: Polisi Tangkap Pembacok dan Penyiram Air Keras Tawuran Tebet
 
Di penghujung 2016, air keras juga digunakan saat tawuran di Tebet, Jakarta Selatan. Adalah M. Suryadi alias Askop, pelaku penyiraman air keras terhadap Hasan Basri.
 
Di 2017, air keras kembali menjadi senjata. Dua orang tak dikenal menyiramkan air keras dengan menggunakan cangkir ke Penyidik KPK Novel Baswedan. Pengelihatan Novel buram. Saat ini dia dirawat di Singapura.
 
Di Jakarta, masyarakat dengan mudah mendapat air keras. Cukup dengan Rp25 ribu sudah dapat air keras satu liter. Biasanya cairan berbau menyengat dimanfaatkan industri pertanian dan logam dalam proses pembuatan produk.
 
Namun, jika disalahgunakan, cairan tersebut sangat berbahaya. Senyawa H2SO4 ini bisa menghancurkan tulang manusia.
 
"Asam sulfat dalam artian keras kalau terkena kulit. Bila dipadukan dengan asam nitrat efeknya lebih dahsyat, bisa meluluhlantahkan tulang kita," kata Budiawan kepada Metrotvnews.com, Kamis 12 April 2017.
Air Keras, Senjata Tawuran hingga Meneror Penyidik KPK
Pelaksana tugas Gubernur DKI Sumarsono pun angkat bicara. Dia meminta peredaran zat kimia lebih dikontrol. Sebab, berpotensi disalahgunakan.
 
Baca: Ahli: Campuran Asam Sulfat Bisa Menghancurkan Tulang
 
Sumarsono menampik, banyaknya kasus penyalahgunaan zat kimia lantaran kontrol tata niaganya bermasalah. Menurut Sumarsono, sulitnya mengendalikan arus jual beli zat kimia lantaran barang itu juga mudah didapat.
"Ini saya kira barang secuil ini, bukan soal tata niaga, karena bisa dijual di mana saja," lanjut Sumarsono.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan