Satgas Pangan Polri mendatangi tiga gudang importir dan distributor kedelai, pada Selasa, 5 Januari 2020. Dok Istimewa
Satgas Pangan Polri mendatangi tiga gudang importir dan distributor kedelai, pada Selasa, 5 Januari 2020. Dok Istimewa

Importir Penimbun Kedelai Siap-siap Dihukum

Siti Yona Hukmana • 06 Januari 2021 11:28
Jakarta: Satgas Pangan Polri mendatangi tiga gudang importir dan distributor kedelai, pada Selasa, 5 Januari 2020. Polri menegaskan akan memproses hukum importir yang terbukti menimbun kedelai. 
 
"Polri merespons kelangkaan kedelai di pasar, terutama importir. Apabila ditemukan dugaan pidana, satgas pangan lakukan penegakan hukum," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Jakarta, Rabu, 6 Januari 2021. 
 
Gudang yang mendapat inspeksi mendadak (sidak) tersebut, yakni PT Segitiga Agro Mandiri. Gudang itu terletak di Kampung Pegadungan RT 003 RW 010, Pantai Makmur Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat.

Perusahaan tersebut bergerak di bidang impor kedelai dari Amerika dengan kapasitas antara 6 ribu sampai 7 ribu ton per bulan. Selain untuk pemenuhan industri tahu dan tempe kualitas II, kedelai impor tersebut menjadi proses pakan ternak, pembuatan minyak kedelai, dan produk turunan lainnya.
 
Tahu dan tempe di gudang importir itu didistribusikan juga ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), serta Bandung. Pendistribusian tahu tempe itu antara 250 sampai 300 ton per hari.
 
"Stok tersisa saat ini sebanyak 2.500 ton," ujar Argo.
 
Baca: Stabilkan Harga Kedelai, Kementan Data Ulang Pasokan
 
Argo mengatakan kacang kedelai tersebut disalurkan melalui distributor seharga Rp8.600 per kilogram (kg). Terjadi kenaikan harga sekitar Rp1.000 sejak pertengahan Desember 2020.
 
Argo telah mencari tahu penyebab kenaikan harga kedelai. Harga kedelai melambung akibat ada kenaikan dari negara asal yang sebelumnya Rp6.800 menjadi Rp8.300. Kemudian, kapal langsung tujuan Indonesia sangat jarang sejak pertengahan Oktober sampai Desember 2020. 
 
"Sehingga menggunakan angkutan tujuan Singapura dan sering terjadinya delay dikarenakan menunggu waktu dalam connecting ke Indonesia, sehingga keterlambatan antara dua sampai dengan tiga minggu," jelas Argo.
 
 

Gudang importir kedua yang disidak, yakni PT FKS Mitra Agro, yang terletak di Jalan Otonomi Pasar Kemis, Pasir Jaya, Cikupa, Tangerang. Kedelai di gudang importir itu masuk 533,29 ton pada 31 Desember 2020. 
 
"Sudah didistribusikan sebanyak 79 ton. Sisa stok per Kamis, 31 Desember 2020 sebanyak 474,29 ton," kata Argo. 
 
Pada Senin, 4 Januari 2021, tercatat kedelai yang masuk 460,22 ton dan sudah didistribusikan sebanyak 76 ton. Sisa stok per Senin, 4 Januari 2021, sebanyak 384,22 ton.
 
"Sisa stok per Selasa, 5 Januari 2021 sebanyak 858,51 ton," ujar jenderal bintang dua itu. 
 
Terakhir, gudang importir yang disidak ialah PT Sungai Budi yang terletak di Jalan Daan Mogot KM 18,5, Poris Gaga, Kecamatan Batu Ceper, Kota Tangerang, Banten. Sebanyak 400 ton kedelai masuk ke gudang tersebut pada Senin, 4 Januari 2021.
 
Sebanyak 300 ton siap didistribusikan ke konsumen. Sehingga sisa stok sebanyak 100 ton per Selasa, 5 Januari 2021.
 
Argo mengungkapkan total kebutuhan kedelai secara nasional sebanyak 3.130.495 ton. Dengan rincian, industri (besar, sedang, mikro kecil) sebanyak 3.092.351 ton; konsumsi (tahu/tempe) sebanyak 13.480 ton; benih sebanyak 9.858 ton; kehilangan atau tercecer sebanyak 14.806 ton. 
 
Sementara itu, pemenuhan lokal sebanyak 296.124 ton dan pemenuhan melalui impor 3.180.916 ton. Perkiraan stok sebanyak 411.975 ribu per Selasa, 5 Januari 2021.
 
"Sebanyak 200 ribu di importir, 250 ribu posisi di Singapura," ujar mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan