Kronologi Kasus Brigadir J Versi Komnas HAM
Siti Yona Hukmana • 05 Agustus 2022 20:55
Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membeberkan kronologi insiden yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dari pencocokan hasil CCTV dan keterangan saksi. Komnas HAM fokus antara rumah pribadi ke rumah dinas antara pukul 17.00-17.30 WIB, Jumat, 8 Juli 2022.
"Saya perlu jelaskan begini, kenapa yang di Magelang tidak perlu terlalu dibicarakan? Karena kita menemukan fakta-fakta, di Magelang ada perayaan anniversary, Yosua ada di situ, Bharada E atau Richard juga ada di situ, yang lain-lain ada, semua situasi suasana gembira saja," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam diskusi daring, Jumat, 5 Agustus 2022.
Taufan mengatakan Irjen Ferdy Sambo tidak ikut rombongan mobil dari Magelang ke Jakarta. Keterangan saksi, Sambo naik pesawat karena dia sedang bertugas di Semarang. Sambo pulang ke Magelang karena ikut mengantar anaknya ke Sekolah Taruna Nusantara pada 4 Juli 2022 dan menghadiri acara anniversary di Magelang pada 6-7 Juli 2022. Namun, Taufan tak memerinci jenis perayaannya.
"Nah sebelumnya juga dikatakan naik pesawat tanggal 8 (Juli 2022), tapi akhirnya data terbaru yang akurat dengan bukti-bukti yang kami dapatkan, tiket dan macam-macam itu, kami mendapatkan kepastian bahwa dia tanggal 7 pagi (Juli 2022) pesawat jam 07.00 WIB dengan satu ajudannya Deden itu berangkat dari Yogyakarta ke Jakarta, ke Mabes katanya. Itu kita benar tidaknya, yang jelas dia ke Mabes," ungkap Taufan.
Sementara itu, rombongan Putri Candrawathi, istri Irjen Sambo; Bhayangkara Dua (Bharada) Richard Eliezer Pudihang Lumiu (E); Brigadir J; Riki; dan asisten rumah tangga (ART) berangkat ke Jakarta menggunakan mobil. Pergerakan mereka terekam kamera CCTV sampai kurang lebih pukul 15.30 WIB, Jumat, 8 Juli 2022.
"Kalau videonya nampak, tapi kan validasinya masih harus dicek ulang. Ahli kami sedang mencoba menelusuri, kita tidak menerima begitu saja yang dikasih oleh Mabes itu, kita punya ahli independen untuk periksa, ada editing enggak, ada manipulasi enggak, itu diperiksa semua," ujar Taufan.
Taufan menyatakan sebelum rombongan Putri tiba pukul 15.30 WIB, telah datang lebih dahulu Irjen Ferdy Sambo dan Deden didampingi satu orang petugas tes PCR. Menurut Taufan, Sambo telah menyiapkan petugas PCR sebelum Putri datang.
"Masuk itu Pak Sambo dengan kru-nya tadi ke dalam rumah, dan menuju ruang istirahatnya. Kemudian, dua atau empat menit masuklah rombongan Ibu PC (Putri), di situ ada Bharada E, Yosua, ada ART dan beberapa orang mendampinginya dan orang orang sedang bekerja di rumah itu. Jadi mereka pada turunin barang, Yosua dan Bharada E turunin barang, mereka beres-beres, Ibu PC PCR, jadi PCR di belakang rumah, di rumah pribadi," beber Taufan.
Rumah pribadi Irjen Sambo tak jauh dari rumah dinasnya. Masih dalam satu kawasan, yakni wilayah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
"Setelah itu beturut ada ART, Yosua juga keliatan di situ PCR, Bharada E atau Richard itu keliatan PCR. Setelah itu istirahat semua krunya, ART, ADC (ajudan) dan lain-lain berada di depan rumah. Tapi tidak terlihat di CCTV, hanya keterangan mereka, ibu masuk dalam kamar," kata Taufan.
Tidak sampai satu jam istirahat, ajudan-ajudan Sambo berkumpul di depan rumah pribadi Sambo. Mereka tampak tertawa sambil menunggu Irjen Sambo berkemas untuk pergi ke rumah dinas. Keterangan para ajudan Sambo kepada Komnas HAM beberapa waktu lalu itu sesuai dengan waktu Brigadir J menelepon kekasihnya, Vera.
"Telepon Vera kan bilang dia 16.31 WIB, jadi bukan 16.43, 16.31 bertelepon ke Yosua, dia mendengar waktu Yosua menjawab itu ada suara orang tertawa-tertawa, jadi Yosua itu lagi kumpul-kumpul dengan temannya, biasa kan, sambil menunggu bosnya ini berkemas ke rumah dinas," ucap Taufan.
Setelah itu, sekira pukul 17.01 WIB mereka naik mobil menuju ke rumah dinas. Tampak pergerakannya terekam CCTV. Tak berapa lama, tampak Sambo keluar rumah dinas menuju tempat lain. Tapi baru beberapa menit dia berjalan, CCTV berhenti dan mobil berbalik arah
"CCTV enggak bisa menjelaskan apa-apa, tapi hanya keterangan penyidik yang menyatakan bahwa katanya dia menuju rumah dinas itu karena ditelepon oleh istrinya ada kejadian itu (baku tembak), itu versi dia," kata Taufan.
Tidak berapa lama, tampak lagi dalam CCTV istri Sambo kembali ke rumah pribadi dalam keadaan seperti menangis. Dia didampingi dua orang di belakangnya. Kemudian, CCTV lainnya memperlihatkan mobil provost dan patroli hilir mudik.
"Dan heboh lah ya ngurusin itu, lalu ada kelihatan mobil ambulans kurang lebih jam 19.00 WIB-an sampai direkam semua sampai di RS Bhayangkara," ungkap Taufan.
Taufan mengatakan masalah krusialnya adalah keterangan di TKP hanya dapat disampaikan oleh Bharada E, yang mengaku mendengar teriakan Putri minta tolong. Kemudian, Putri disebut juga minta tolong kepada Riki.
"Si ibu ini, tolong Richard, nama panggilannya kan Richard, namanya Richard Eliezer, jadi bukan Bharada E lebih tepat Bharada R. Tolong Richard tolong Riki, karena ada Riki satu lagi itu, kemudian Richard ini turun ke bawah dia ketemu dengan Yosua," kata Taufan.
Tak ada penodongan senjata
Taufan menegaskan tidak ada keterangan yang menyatakan bahwa Brigadir J menodongkan senjata. Menurutnya, banyak peristiwa yang tidak sesuai dengan kronologi yang disampaikan Polri saat awal pengungkapan kasus.
"Termasuk dulu kita baca berita ketika peristiwa terjadi Pak Sambo sedang PCR di luar, kan ternyata enggak benar begitu, Pak Sambo sudah datang duluan satu hari sebelumnya. Jadi cerita ini di awal dengan kemudian berkembang atau sebelum ditelusuri itu banyak yang enggak klop," tegas Taufan.
Dia juga bertanya-tanya terkait peristiwa yang sebenarnya terjadi. Namun, dia tak ingin menuduh sembarangan. Hanya dia menduga ada yang tidak logis.
"Jadi saksi yang menyaksikan penodongan itu tidak ada, makanya kami juga belum bisa meyakini apa terjadi pelecehan seksual atau tidak," ucap Taufan.
Komnas HAM juga meragukan keterangan Bharada E walau diperkuat dengan saksi Riki. Namun, kata Taufan, Riki tidak menyaksikan peristiwa baku tembak terjadi.
"Dia katanya melihat Josua mengacungkan senjata kemudian ketika ada suara tembakan dia sembunyi, jadi dia enggak tahu sebenarnya lawan tembaknya Josua itu siapa menurut kesaksian dia. Setelah kemudian suara tembakan berhenti, baru dia keluar dia lihat Josua sudah terlungkup kemudian dia lihat Bharada E turun dari tangga," beber Taufan.
Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (
Komnas HAM) membeberkan kronologi insiden yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dari pencocokan hasil CCTV dan keterangan saksi. Komnas HAM fokus antara rumah pribadi ke rumah dinas antara pukul 17.00-17.30 WIB, Jumat, 8 Juli 2022.
"Saya perlu jelaskan begini, kenapa yang di Magelang tidak perlu terlalu dibicarakan? Karena kita menemukan fakta-fakta, di Magelang ada perayaan
anniversary, Yosua ada di situ, Bharada E atau Richard juga ada di situ, yang lain-lain ada, semua situasi suasana gembira saja," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam diskusi daring, Jumat, 5 Agustus 2022.
Taufan mengatakan Irjen Ferdy Sambo tidak ikut rombongan mobil dari Magelang ke Jakarta. Keterangan saksi, Sambo naik pesawat karena dia sedang bertugas di Semarang. Sambo pulang ke Magelang karena ikut mengantar anaknya ke Sekolah Taruna Nusantara pada 4 Juli 2022 dan menghadiri acara
anniversary di Magelang pada 6-7 Juli 2022. Namun, Taufan tak memerinci jenis perayaannya.
"
Nah sebelumnya juga dikatakan naik pesawat tanggal 8 (Juli 2022), tapi akhirnya data terbaru yang akurat dengan bukti-bukti yang kami dapatkan, tiket dan macam-macam itu, kami mendapatkan kepastian bahwa dia tanggal 7 pagi (Juli 2022) pesawat jam 07.00 WIB dengan satu ajudannya Deden itu berangkat dari Yogyakarta ke Jakarta, ke Mabes katanya. Itu kita benar tidaknya, yang jelas dia ke Mabes," ungkap Taufan.
Sementara itu, rombongan Putri Candrawathi, istri Irjen Sambo; Bhayangkara Dua (Bharada) Richard Eliezer Pudihang Lumiu (E); Brigadir J; Riki; dan asisten rumah tangga (ART) berangkat ke Jakarta menggunakan mobil. Pergerakan mereka terekam kamera CCTV sampai kurang lebih pukul 15.30 WIB, Jumat, 8 Juli 2022.
"Kalau videonya nampak, tapi kan validasinya masih harus dicek ulang. Ahli kami sedang mencoba menelusuri, kita tidak menerima begitu saja yang dikasih oleh Mabes itu, kita punya ahli independen untuk periksa, ada
editing enggak, ada manipulasi enggak, itu diperiksa semua," ujar Taufan.
Taufan menyatakan sebelum rombongan Putri tiba pukul 15.30 WIB, telah datang lebih dahulu Irjen Ferdy Sambo dan Deden didampingi satu orang petugas tes PCR. Menurut Taufan, Sambo telah menyiapkan petugas PCR sebelum Putri datang.
"Masuk itu Pak Sambo dengan kru-nya tadi ke dalam rumah, dan menuju ruang istirahatnya. Kemudian, dua atau empat menit masuklah rombongan Ibu PC (Putri), di situ ada Bharada E, Yosua, ada ART dan beberapa orang mendampinginya dan orang orang sedang bekerja di rumah itu. Jadi mereka pada turunin barang, Yosua dan
Bharada E turunin barang, mereka beres-beres, Ibu PC PCR, jadi PCR di belakang rumah, di rumah pribadi," beber Taufan.